SUATU KONSEP YANG LAHIR UNTUK MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DALAM KESEHATAN
Oleh : FIK UNP Prodi DIII Keperawatan 2013
Latar Belakang Lahirnya PKMD
Pada evaluasi
menjelang Pelita I terungkapkan adanya permasalahan kesehatan yang perlu
memperoleh pemecahan segera melalui suatu pendekatan baru, yaitu PKMD.
Suatu pendekatan yang diharpkan dapat mengatasi latar belakang
permasalahan terhadap :
- meraja lelanya penyakit-penyakit menular yang banyak menimpa rakyat kecil di pedusunan
- keadaan under-nurishment yang menyangkut terutama bayi dan balita maupun ibu-ibu dalam masa reproduktif
- keadaan sanitasi lingkungan jelek ditambah ekses dari perumbuhan industrialisasi
- pertambahan penduduk secara alamiah yang masih tinggi
- tingkat pendapat perkapita yang rendah
Tegasnya selama
pelita I itu diletakkan rintisan yang mendasar melalui perbaikan tingkat
kesehatan rakyat dengan skala prioritas program kesehatan antara lain :
- pemulihan kesehatan
- pembinaan hidup sehat
- pemberantasan penyakit menular
- farmasi
- pengembangan infrastruktur
- penelitian kesehatan
- training
Kebijaksanaan-kebijaksanaan pelayanan selama pelita I karenanya ditik beratkan kepada :
1. perencanaan kesehatan yang lebih baik, kerena sebelumnya masih berupa meraba-raba sebab belum ada data-data yang akurat.
2. Melihat kenyataan keterbatasan-keterbatasan dana dan fasiitas maupun atas dasar efektifitas dan efisiensi
3. Daerah
sasaran diprioritaskan pada daerah-daerah pedusunan (yang kemudian
lahir konsep PKMD), daerah transmigrasi dan daerah pengembangan /
pembanguanan lainnya
4. Kebijaksanaan
pelayanan ditetapkan atas dasar skala prioritas program dengan
pertimbangan adanya keterbatasan-keterbatasan diatas
5. Usaha-usaha
preventif maupun promotif lebih ditingkatkan dengan memperhatikan pola
keseimbangannya berdasarkan situasionalny dan kondisioningnya.
A. Pengertian
· Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat
yang dilakukan berdasarkan gotong-royong, swadaya masyarakat dalam
rangka menolong mereka sendiri untuk mengenal dan memecahkan masalah
atau kebutuhan yang dirasakan masyarakat, baik dalam bidang kesehatan
maupun bidang dalam bidang yang berkaitan dengan kesehatan, agar mampu
memelihara kehidupannya yang sehat dalam rangka meningkatkan mutu hidup
dan kesejahteraan masyarakat.
· PKMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang
pelaksanaannya didasarkan melalui sistem pelayanan puskesmas, dimana
dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan oleh lembaga ini
diikutsertakan anggota-anggota masyarakat di Pedusunan melalui segala
pengarahan untuk menimbulkan kesadaran secara aktif di dalam ikut
membantu memecahkan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan di Desanya
(Dirjen Binkesmas Depkes RI, 1976)
· PKMD
adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pendekatan
edukatif masalah kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap individu atau
kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-tindakan yang
tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Disamping itu kegiatan
pelayanan kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong timbulnya
kreativitas dan inisiatif setiap individu atau kelompok masyarakat untuk
ikut secara aktif dalam program-program kesehatan di daerahnya dan
menentukan prioritas program sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat yang bersangkutan. (Kanwil Depkes Jawa Timur)
Pokok-pokok pemikiran yang fundamental yang
melandasi definisi PKMD tersebut diatas ditekankan melalui
pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
· Untuk
keberhasilan PKMD di suatu daerah herus memanfaatkan pendekatan
operasional terpadu (comprehensive operational approach) yang meliputi
pendekatan secara sistem (system approach), pendekatan lintas sektoral
dan antar program (inter program and inter sektoral approach),
pendekatan multi displiner (multi displionary approach), pendekatan
edukatif (educational approach), dsb.
· Dalam
pembinaan terhadap peran serta masyarakat melalui pendekatan edukatif,
hendaknya faktor ikut sertanya masyarakat ditempatkan baik sebagai
komplemen maupun suplemen terdepan dalam penunjang sistem kesehatan
nasional ini.
· Sebagai
kegiatan yang dikelola sendiri oleh masyarakat, PKMD secara bertahap
dan terus menerus harus mampu didorong untuk membuka
kemungkinan-kemungkinan menumbuhkan potensi swadayanya melalui
pemerataan akan peranserta setiap individu di desa secara lebih luas dan
lebih nyata
· Puskesmas
sebagai pengarah (provider) setempat perlu meningkatkan kegiatan diluar
gedung (ourt door activities) untuk mengarahkan “intervensinya “ di
dalam memacu secara edukatif terhadap kelestarian kegiatan PKMD oelh
masyarakat dibawah bimbingan LSD.
Kegiatan
masyarakat tersebut diharapkan muncul atas kesadaran dan prakarsa
masyarakat sendiri dengan bimbingan dan pembinaan dari pemerintah secara
lintas program dan lintas sektoral. Kegiatan tersebut tak lain
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional umumnya dan
pembangunan desa khususnya. Puskesmas sebagai pusat pengembangan
kesehatan di tingkat kecamatan mengambil prakarsa untuk bersama-sama
dengan sektor-sektor yang bersangkutan menggerakkan peran serta
masyarakat (PSM) dalam bentuk kegiatan PKMD.
B. Tujuan
- Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup
- Tujuan khusus
a. menumbuhkan
kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri
mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka
b. mengembangkan
kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan
berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri
c. menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta mau berperan aktif dalam pembangunan desa
d. meningkatnya kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa indikator :
- angka kesakitan menurun
- angka kematian menurun, terutama angka kematian bayi dan anak
- angka kelahiran menurun
- menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita
C. Ciri-Ciri Utama
- Kegiatan-kegiatan PKMD
didasarkan atas kesadaran masyarakat dan dilaksanakan melalui
usaha-usaha swadaya masyarakat berdasarkan gotong-royong yang
menggali dan menggunkan sumber dan potensi masyarakat setempat
- Setiap keputusan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat sendiri melalui musyawarah mufakat
- Pelaksanaan
pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga yang berasal dari masyarakat setempat
dan dipilih oleh masyarakat sendiri. Tenaga tersebut dipersiapkan
terlebih dahulu sehingga pengetahuan sikap dan ketrampilannya
sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan
- Bantuan dan
dukungan pemerintah yang bersifat lintas program dan lintas sektoral
baik dalam bentuk latihan maupun bahan-bahan atau peralatan selalu
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak sampai menimbulkan
ketergantungan
- Dari
berbagai kegiatan masyarakat tersebut minimal ada satu kegiatan yang
merupakan salah satu unsur dari unsur “Primary Health Care”
D. Ruang Lingkup
Tujuan
PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam rangka meningkatkan
mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian status kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama lingkungan dan faktor
perilaku masyarakat oleh karenanya kegiatan PKMD tidak terbatas dalam
bidang pelayanan kesehatan saja, akan tetapi menyangkut juga kegiatan
diluar kesehatan yang berkaitan dengan peningkatan status kesehatan dan
perbaikan mutu hidup masyarakat.
Misalnya
: Kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan pinjam untuk
meningkatkan pendapatan, atau usaha bersama untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja sambil belajar, dan sebagainya.
Penegmbangan
PKMD tidak terbatas pada daerah pedesaan saja, akan tetapi juga
meliputi masyarakat daerah perkotaan yanga berpenghasilan rendah.
Kegiatan
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pos pelayanan terpadu
(posyandu) 5 program, yaitu : KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan
Penanggulangan Diare juga merupakan salah satu bentuk dari kegiatan
PKMD.
E. Wadah Kegiatan PKMD
Karena
PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa, sedang wadah
partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa adalah LKMD, maka dengan
sendirinya wadah kegiatan PKMD adalah LKMD juga.
Pembinaan PKMD yang bersifat lintas sektoral dengan sendirinya merupakan bagian dari Tim Pembina LKMD.
F. Prinsip-Prinsip PKMD
- Kegiatan
masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan
kegiatan kesehatan secara langsung. Ini berarti bahwa kegiatan
tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan saja, melainkan juga
mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara tidak langsung
menunjang peningkatan taraf kesehatan
- Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik :
a. antar dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga lain yang bersangkutan
b. antar dinas-dinas/instansi-instansi/lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat
- Dalam hal
masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri,
maka pelayanan langsung diberikan oleh sektor-sektor yang
bersangkutan
- PKMD merupakan upaya swadaya masyarakat yang pembinaannya oleh Puskesmas
- Operasionalisasinya
oleh pos-pos kesehatan yang didirikan dan dilaksanakan oleh tenaga
masyarakat sendiri (kader kesehatan yang dilatih dan dibina oleh
puskesmas
- Tugas-tugas Puskesmas dapat didelegasikan kepada pos-pos kesehatan antara lain :
a. penyuluhan kesehatan
b. mengawasi adanya penyakit menular dan segera melaporkan ke Puskesmas
c. upaya dalam perbaikan sanitasi lingkungan umpamanya jamban, kebersihan halaman, pembuangan limbah, dll.
d. Pengobatan ringan dalam rangka P3K sebelum dirujuk ke Puskesmas
e. Upaya perbaikan gizi keluarga umpamanya penimbangan balita, kurang gizi, dll.
f. Diskusi-diskusi dengan ibu hamil melalui arisan / PKK
- Pembinaan peran serta masyrakat dalam kesehatan, baik secara individu, kelompok atau masyarakat luas
- Dalam pembinaan PKMD menggunakan pendekatan lintas sektor dan lintas program
- Pelayanan langsung dapat diberi oleh petugas kesehatan apabila masyarakat tidak mampu melaksanakannya
- Type penyelenggaraan disesuaikan dengan budaya dan kemampuan masyarakat
G. Keterpaduan PKMD dalam 5 program puskesmas
Dalam
rangka menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran,
dalam Pelita IV dulu dikembangkan pendekatan partisipasi masyarakat
untuk meningkatkan keberhasilan dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan dalam Pelita IV, dengan cara membina masyarakat untuk
berusaha menolong mereka sendiri dalam melaksanakan 5 program prioritas,
yaitu : KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare.
H. Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD
1. masyarakat
perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang kesehatan dan
tentang program-program yang dilaksanakan pemerintah
2. masyarakat
perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan sumber daya yang
dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina kemampuan dan keberaniannya
untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan mutu
hidup dan kesejahteraan mereka
3. sikap
mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu
agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk
menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup dan
kesejahteraan mereka
4. harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh dimasyarakat dan dapat berperan secara wajar dan tepat
5. harus
ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik
antara para pembina maupun antara pembina dengan masyarakat, sehingga
muncul arus pemikiran yang mendukung kegiatan PKMD.
I. Persiapan bagi pelaksana
Persiapan bagi pelaksana dari masyarakat sangat penting artinya. persiapan yang dimaksud dapat dilakukan melalui :
1. pelatihan kader
2. kunjungan kerja
3. studi perbandingan
J. Pengadaan Fasilitas
Kelestarian
PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang disediakan dari swadaya
masyarakat melalui potensi dan sumberdaya yang ada dimasyarakat yang
dapat digali dan dimanfaatkan. Bila masyarakat tidak memilikinya barulah
para penyelenggara pembinaan PKMD berusaha untuk memberikan bantuan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan ketentuan tidak menimbulkan
ketergantungan bagi masyarakat.
K. Model / Proto Type PKMD
Antara lain Slamet Riyadi, menulis dalam buku ilmu kesehatan masyarakat ada beberapa Proto type PKMD di Indonesia antara lain :
1. Proto Type Srikandi
Disini
petugas puskesmas merintis PKMD dengan menyusupkan strateginya lewat
non kesehtan. Mereka berkeyakinan bahwa dengan keberhasilan sektor
ekonomi di desa, maka kemudian mudah menyelenggarakan usaha-usaha PKMD.
Keberhasilan PKMD dirintis lewat keberhasilan ekonomi desa terlebih
dahulu. Kebutuhan masyarakat desa tidak dipaksakan oleh dokter Puskesmas
berdasarkan keinginannya (Needs) melainkan benar-benar berdasarkan
kebutuhan (Demands) masyarakat. Segala usaha yang dipelopiri pUskesmas
tetap mempergunakan lembaga pedesaan yang ada secara terpadu
2. Proto Type Kelompok
Disini
pembinaan masyarakat desa tidak diintegrasikan dengan pembangunan
masyarakat desa secara keseluruhan sebagaimana prototype Srikandi,
melainkan dikhususkan secara tersendiri dengan wadah tersendiri pula,
yaitu melalui suatu Dana Sehat yang berdiri sendiri . mereka
mengorganisir kader kesehatan desa yang sangat menonjol. Sekalipun tidak
diintegrasikan didalam LSD, namun pembinaan organisasi dan adminstrasi
saderhana oleh Pak Lurahnya. Yang sangat patut dicatat adalah peranan
para kader kesehatan desanya yang sangat menonjol dan berdedikasi.
3. Proto Type Karangsalam
PKMD
disini sudah merupakan bagian dari pembangunan masyarakat desa yang
intervensinya secara lebih teratur dilakukan dari puskesmas setempat.
Kegiatan-kegiatan yang menonjol masih berupa dana sehat, pengembangan
promotor kesehatan desa, penyuluhan kesehatan maupunpendidikan gizi
melalui arisan-arisan ibi-ibu. Pengetrapan teknologi pedesaan setempat
dikerjakan melalui sistem dapur sekam maupun pembuatan gas metan dari
kotoran (Digeseter). Sehingga melalaui cara-cara ini orang-orang
kesehatan berhasil merubah cara-cara tradisional kearah yang lebih maju
yang dijalankan serentak dengan usaha-usaha kesehatan.
4. Proto Type Kerten
Merupakan prototype untuk
suatu daerah perkotaan yang memiliki keistimewaan juga. Tekanannya juga
pada dana sehat dengan sistem uang pangkal sebagai modal pertama yang
selanjutnya dioperasionalkan dengan sistem simpan pinjam. Setelah
dananya kuat dipergunakan untuk dana sehat yang meliputi :
- dana pengobatan orang sakit
- perbaikan kampung
- kegiatan pinjaman jangka panjang, yaitu : 8 minggu untuk keperluan ; modal dagang, perbaikan rumah, pemeliharaan ternak
Unit
sasaran hanya satu RT dengan sistem administrasi sederhana tapi tetap
rapi. Satu-satunya hambatan adalah bahwa kader kesehatan yang pernah
dicoba permulaan dengan 12 orang, ternyata hanya 2 orang yang tertarik
dengan tugas-tugas sosial ini.
5. Proto Type Karanganyar
Dalam
penyelenggaraan PKMD ini puskesmas pemerintah bertindak sebagai
pendorong dan pembimbing. Suatu dana sehat diadakan dengan disertai
pembentukan promotor kesehatan desa, akan tetapi sayang tidak
diintegrasikan dengan pembangunan masyarakat desa. Tidak ada pungutan
uang pangakal atau tidak ada usaha bagi suatu koperasi simpan pinjam.
Pelaksanaannya agak kaku karena mungkin terikat kepada suatu protokol
“Reseach Proyect”. Ini disiapkan melalui suatu perencanaan dari suatu
badan konsultant yang terlalu teoritis. Ditetapkan bahwa iuran perkapita
atas saran konsultant ditentukan Rp. 40 untuk dapat mencukupi suatu
permulaan kegiatan. Dalam keadaan ini masyarakat banyak yang tidak
bersedia. Terlalu banyak intervensi oleh unsur-unsur pemerintah antara
lain seperti kader Promokesa ditunjuk oleh Lurah atau camat bukan
dipilih oleh masyarakat setempat, semuanya merupakan hal-hal yang kurang
bisa memperoleh dukungan masyarakat setempat.
6. Proto Type Subah
Hampir
sama dengan bentuk Kranganyar, dimana unsur-insur menonjol yaitu tidak
diintegrasikannya PKMD itu dengan Pembangunan Masyarakat Desa, maupun
terlalu dibimbing secara ketat oleh Puskesmas Pemerintah setempat dalam
menjalankan programnya sendiri. Kasarnya, akhirnya terdapat suatu dana
sehat tanpa Promokesa
7. Proto Type Dampit Malang
Masyarakat melakukan kegiatan sesuai dengan
program yang diprioritaskan, sebagi hasil dari pada perencanaan staf
Puskesmas dan tokoh-tokoh masyarakat setempat. Tokoh-tokoh masyarakat
memang sebelumnya dibina dahulu oleh puskesmas dan kemudian dijadikan “
PION” untuk memungkinkan sistem yang dilemparkan oleh atas dapat
berhasil persis dengan skenario.
8. Proto Type Mojokerto (Desa Balongmasin – Kecamatan Pengging)
Kegiatan
kesehatan disini telah diintegrasikan dalam wilayah kegiatan
pembangunan yaitu LSD. Mirip dengan bentuk Srikandi. Disini unsur-unsur
Pamong Praja dan LSD-nya digerakkan untuk menangani. Suatu kemajuan yang
menonjol bahwa Desa memiliki suatu anggaran untuk bidang kesehatan yang
dimasukkan kedalam semacam APBD Desa, setelah mampu menyalurkan/menjual
hasil produksi tanaman dari Desa. Keberhasilan Proto Type yang demikian
majunya sampai mampu berfikir menyelenggarakan semacam APBD Desa,
disebabkan karena Puskesmas Mojosari sebagai pembina, telah ikut
berpengalaman lama dibawah berbagai dokter. Memang daerah ini merupakan
daerah “Fielf Practice and Demonstration Area” (FPDA) yang berada
langsung dibawah Dinas Kesehatan Propinsi dan banyak memperoleh
perhatian Depkes untuk menunjukkan Keberhasilan Depkes. Karena juga
berlakunya semacam Reward System bagi dokter-dokter pimpinan puskesmas
Mojosari untuk berhasil dapat menduduki jabatan-jabatan penting, seperti
Prof. Sulianti, dr. Lolong, dr. Soekamto, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin (2000) Pengantar Pelayanan Keperawatan Di Puskesmas; seri 6 Perawatan Kesehatan Masyarakat, Depok
Depkes RI (1987) Peran Serta Masyarakat, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai, Jakarta
Effendi, Nasrul (1998) Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat, Ed. 2, EGC, Jakarta
Ryadi Slamet (1982) Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Dasar-Dasar Dan Sejarah Perkembangannya, Ed. Revisi, Usaha Nasional, Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar