A.
DEFINISI
§ Kista
adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di
mana saja dan jenisnya bermacam-macam (Jacoeb, 2007).
§ Kista
adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi
cairan atau bahan setengah cair (Soemadi, 2006).
§ Kista ovarium
merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium.
Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari
lapisan terluar dari ovarium (Agusfarly, 2008).
§ Kista
ovarium adalah pertumbuhan sel yang berlebihan/abnormal pada ovarium yang
membentuk seperti kantong. Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang
dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk,
dkk. 2005)
B.
JENIS - JENIS KISTA OVARIUM
Menurut etiologi, kista ovarium
dibagi menjadi 2, yaitu :
- Kista non neoplasma. Disebabkan
karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan progresterone diantaranya
adalah :
§ Kista non fungsional. Kista serosa
inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang di dalam korteks.
§ Kista fungsional
o Kista folikel, disebabkan karena
folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang direabsorbsi
cairan folikuler di antara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang
menarche kurang dari 12 tahun.
o Kista korpus luteum, terjadi karena
bertambahnya sekresi progesterone setelah ovulasi.
o Kista tuba lutein, disebabkan karena
meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
o Kista stein laventhal, disebabkan
karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan hiperstimuli ovarium.
- Kista neoplasma
§ Kistoma ovarii simpleks adalah suatu
jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan
cairan dalam kista.
§ Kistodenoma ovarii musinoum. Asal
kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang pertumbuhanya I
elemen mengalahkan elemen yang lain
§ Kistadenoma ovarii serosum. Berasal
dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium)
§ Kista Endrometreid. Belum diketahui
penyebab dan tidak ada hubungannya dengan endometroid
§ Kista dermoid. Tumor berasal dari
sel telur melalui proses patogenesis
C.
ETIOLOGI
Kista ovarium terbentuk
oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya
akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium,tipe
folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium
yang tidak terkontrol. Folikel adalah
suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Padakeadaan
normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasiuntuk
melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga
menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.Cairan yang mengisi kista
sebagian besar berupa darah yang keluar
akibatdari perlukaan yang terjadi pada
pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh
jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.
D.
PATHWAY
DAN PATOFISIOLOGI
Setiap hari,
ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de
Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8
cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus
luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan
mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi
fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan
mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang
berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak.
Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut kista
theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH
dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi
gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada
neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan
kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi
yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi
ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene
citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai
dengan pemberian HCG.
Kista neoplasia
dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam
ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat
berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling
sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi
kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah
kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari
area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel
dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ
sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal,
endodermal, dan mesodermal.
Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma
ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel
kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram. Kista-kista itu
sendiri bukan menjadi problem utama dan diskusi tentang penyakit tersebut
diluar cakupan artikel ini.
Pathway
E.
TANDA
DAN GEJALA
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau
hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang
menjadi besar dan menimpulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa
dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan
lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim)
atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala
atau perubahan ditubuh Anda untuk mengetahui gejala mana yang serius.
Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila anda mempunyai kista ovarium :
- Perut
terasa penuh, berat, kembung
- Tekanan
pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
- Haid
tidak teratur
- Nyeri
panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan
paha.
- Nyeri
sanggama
- Mual,
ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Gejala-gejala
berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera:
- Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
- Nyeri bersamaan dengan demam
- Rasa ingin muntah
|
Kista Ovarium |
F.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemastian
diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi
(USG)
Tindakan
ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan
menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian
panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran
ini dapat dicetak dan dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista,
membantu mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat.
Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
2.
Laparoskopi
Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui
pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan
dari kista atau mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
3.
Hitung darah lengkap
Penurunan Hb
dapat menunjukkan anemia kronis.
G.
PENATALAKSANAAN
MEDIS
Pengobatan kiste
ovarii yang besar biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah. Jika
ukuran lebar kiste kurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan atau
fisiologis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk
menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kiste.
Perawatan paska
operatif setelah pembedahan serupa dengan perawatan pembedahan abdomen.
Penurukan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kiste yang
besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat, komplikasi ini dapat
dicegah dengan pemakaian gurita abdomen yang ketat.
H.
PROSES
PENYEMBUHAN LUKA
Tanpa memandang bentuk, proses penyembuhan luka adalah sama
dengan yang lainnya. Perbedaan terjadi menurut waktu pada tiap-tiap fase
penyembuhan dan waktu granulasi jaringan.
Fase-fase
penyembuhan luka antara lain :
1.
Fase
I
Pada fase ini Leukosit mencerna
bakteri dan jaringan rusak terbentuk fibrin yang menumpuk mengisi luka dari
benang fibrin. Lapisan dari sel epitel bermigrasi lewat luka dan membantu
menutupi luka, kekuatan luka rendah tapi luka dijahit akan menahan jahitan
dengan baik.
2.
Fase
II
Berlangsung 3 sampai 14 hari setelah
bedah, leukosit mulai menghilang dan ceruk mulai kolagen serabut protein putih
semua lapisan sel epitel bergenerasi dalam satu minggu, jaringan ikat kemerahan
karena banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan menunjang luka dengan baik
dalam 6-7 hari, jadi jahitan diangkat pada fase ini, tergantung pada tempat dan
liasanya bedah.
3.
Fase
III
Kolagen terus bertumpuk, hal ini
menekan pembuluh darah baru dan arus darah menurun. Luka sekarang terlihat
seperti berwarna merah jambu yang luas, terjadi pada minggu ke dua hingga enam
post operasi, pasien harus menjaga agar tak menggunakan otot yang terkena.
4.
Fase
IV
Berlangsung beberapa bulan setelah
pembedahan, pasien akan mengeluh, gatal disekitar luka, walau kolagen terus
menimbun, pada waktu ini menciut dan menjadi tegang. Bila luka dekat persendian
akan terjadi kontraktur karena penciutan luka dan akan terjadi ceruk yang
berlapis putih.
I.
KOMPLIKASI
Beberapa ahli
mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada
wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun
dianjurkan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining
atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
Faktor resiko
lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi
menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur
menggunakan metode konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus
menstruasi, lebih baik segera melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan
terjadinya kanker ovarium.
J.
PENGAKAJIAN
KEPERAWATAN
1.
Identitas klien
Meliputi nama,
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat, serta data
penanggung jawab
2.
Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien
merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah abdomen,
menstruasi yang tidak berhenti-henti.
3.
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat
kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah
nyeri pada daerah abdomen bawah, ada pembengkakan pada daerah perut, menstruasi
yang tidak berhenti, rasa mual dan muntah.
b. Riwayat
kesehatan dahulu
Sebelumnya tidak ada keluhan.
c. Riwayat
kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit
menular/keturunan.
d. Riwayat
perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi
pengaruh terhadap timbulnya kista ovarium.
4.
Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan
kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk
tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
5.
Riwayat menstruasi
Klien dengan
kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan sampai amenorhea.
6.
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai
dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
a. Kepala
1)
Hygiene rambut
2) Keadaan rambut
b.
Mata
1)
Sklera
: ikterik/tidak
2)
Konjungtiva :
anemis/tidak
3) Mata
: simetris/tidak
c. Leher
1) pembengkakan
kelenjer tyroid
2) Tekanan vena
jugolaris.
d. Dada
Pernapasan
1) Jenis
pernapasan
2) Bunyi napas
3) Penarikan sela
iga
e. Abdomen
1) Nyeri tekan
pada abdomen.
2)
Teraba massa pada abdomen.
f. Ekstremitas
1) Nyeri panggul
saat beraktivitas.
2)
Tidak ada kelemahan.
g. Eliminasi,
urinasi
1) Adanya
konstipasi
2)
Susah BAK
7.
Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium
dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat umur, baik
sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
8.
Data Spritual
Klien
menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya.
9.
Data Psikologis
Ovarium
merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium sebagai penghasil
ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada klien dengan kista
ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan mempengaruhi mental klien
yang ingin hamil/punya keturunan.
10.
Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien
dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan tidur karena
merasa nyeri
11. Pemeriksaan
Penunjang
Data
laboratorium
a.
Pemeriksaan Hb
b.
Ultrasonografi
Untuk
mengetahui letak batas kista.
K.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Preoperasi
a. Nyeri
kronis b/d ageninjuri biologi
b. Cemas
b/d diagnosis dan rencana pembedahan
c. PK
perdarahan
2. Post
operasi
a. Nyeri
akut b/d agen injuri fisik
b. Resiko
infeksi b/d tindakan invasif dan pembedahan
c. Deficit
perawatan diri b.d imobilitas (nyeri paska pembedahan)
L.
RENCANA
KEPERAWATAN
Pre Operasi
RENCANA
KEPERAWATAN
|
NO
|
DIANGOSA
KEPERAWATAN DAN KOLABORASI
|
TUJUAN
(NOC)
|
INTERVENSI (NIC)
|
1.
|
Nyeri akut b.d agen injuri biologi
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan nyeri pasien berkurang
NOC
:
v Pain
Level,
v Pain
control,
v Comfort
level
Kriteria
Hasil :
v Mampu
mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
v
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
v
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
v Tanda
vital dalam rentang normal
|
Pain
Management
§ Lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§ Observasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§ Gunakan
teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§ Kaji
kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§ Evaluasi
pengalaman nyeri masa lampau
§ Evaluasi
bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
§
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
§
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi
faktor presipitasi nyeri
§
Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
§
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan
tentang teknik non farmakologi
§ Berikan
analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Evaluasi
keefektifan kontrol nyeri
§ Tingkatkan
istirahat
§
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
|
2.
|
Kecemasan bd diagnosis dan pembedahan
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24
jam diharapakan cemasi terkontrol
NOC
:
v Anxiety
control
v Coping
Kriteria
Hasil :
v
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
v
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol
cemas
v Vital
sign dalam batas normal
v Postur
tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
|
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan
kecemasan)
·
Gunakan pendekatan yang menenangkan
·
Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
·
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
·
Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
·
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
·
Dorong keluarga untuk menemani anak
·
Lakukan back / neck rub
·
Dengarkan dengan penuh perhatian
·
Identifikasi tingkat kecemasan
·
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
·
Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
·
Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
·
Barikan obat untuk mengurangi kecemasan
|
3.
|
PK: Perdarahan
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam diharapakan pasien menunjukkan perdarahan dapat diminimalkan
|
·
Monitor
tanda-tanda perdarahan gastrointestinal
·
Awasi
petheciae, ekimosis, perdarahan dari suatu tempat
·
Monitor
vital sign
·
Catat
perubahan mental
·
Hindari
aspirin
·
Awasi
HB dan factor pembekuan
·
Berikan
vitamin tambahan dan pelunan feses
|
Post Operasi
RENCANA
KEPERAWATAN
|
NO
|
DIANGOSA
KEPERAWATAN DAN KOLABORASI
|
TUJUAN
(NOC)
|
INTERVENSI (NIC)
|
1.
|
Nyeri akut b.d agen injuri fisik
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam diharapkan nyeri pasien berkurang
NOC
:
v Pain
Level,
v Pain
control,
v Comfort
level
Kriteria
Hasil :
v Mampu
mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
v
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
v
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
v Tanda
vital dalam rentang normal
|
Pain
Management
§ Lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§ Observasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§ Gunakan
teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§ Kaji
kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§ Evaluasi
pengalaman nyeri masa lampau
§ Evaluasi
bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
§
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
§
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi
faktor presipitasi nyeri
§
Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan
inter personal)
§
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan
tentang teknik non farmakologi
§ Berikan
analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Evaluasi
keefektifan kontrol nyeri
§ Tingkatkan
istirahat
§
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil
|
2.
|
Resiko infeksi b.d penurunan
pertahanan primer
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24
jam diharapakan infeksi terkontrol
NOC
:
v Immune
Status
v Knowledge
: Infection control
v Risk
control
Kriteria
Hasil :
v Klien
bebas dari tanda dan gejala infeksi
v Mendeskripsikan
proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta
penatalaksanaannya,
v Menunjukkan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
v Jumlah
leukosit dalam batas normal
v Menunjukkan
perilaku hidup sehat
|
Infection
Control (Kontrol infeksi)
·
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
·
Pertahankan teknik isolasi
·
Batasi pengunjung bila perlu
·
Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan
setelah berkunjung meninggalkan pasien
·
Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
·
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawtan
·
Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung
·
Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
·
Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan
petunjuk umum
·
Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kencing
·
Tingktkan intake nutrisi
·
Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection
Protection (proteksi terhadap infeksi)
·
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
·
Monitor hitung granulosit, WBC
·
Monitor kerentanan terhadap infeksi
·
Batasi pengunjung
·
Saring pengunjung terhadap penyakit menular
·
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
·
Pertahankan teknik isolasi k/p
·
Berikan perawatan kuliat pada area epidema
·
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
·
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
·
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
·
Dorong masukan cairan
·
Dorong istirahat
·
Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
·
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
·
Ajarkan cara menghindari infeksi
·
Laporkan kecurigaan infeksi
·
Laporkan kultur positif
|
3.
|
Deficit personal hyegene b.d imobilitas
(nyeri pembedahan)
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24
jam diharapakan pasien menunjukkan kebersihan diri
NOC
:
v Kowlwdge
: disease process
v Kowledge
: health Behavior
Kriteria
Hasil :
v Pasien bebas dari bau
v Pasien tampak menunjukkan kebersihan
v Pasien nyaman
|
Personal
hyegene managemen
·
Kaji keterbatasan pasien dalam
perawatan diri
·
Berikan kenyamanan pada pasien
dengan membersihkan tubuh pasien (oral,tubuh,genital)
·
Ajarkan kepada pasien pentingnya
menjaga kebersihan diri
·
Ajarkan kepada keluarga pasien
dalam menjaga kebersihan pasien
|
DAFTAR
PUSTAKA
A.Price,
Sylvia. 2006. Patofisiologi, kosep klinis
proses-proses penyakit. Jakarta : EGC.
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health
Care. Seventh edit.
Mansjoer,
Arief dkk. (2001). Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.
Manuaba.
(2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta:EGC.
Mc
Closky & Bulechek. (2000). Nursing
Intervention Classification (NIC). United States of America:Mosby.
Meidian,
JM. 2000. Nursing Outcomes Classification
(NOC). United States of America:Mosby.
William
Helm, C. Ovarian Cysts. 2005. American
College of Obstetricians and Gynecologists ( cited 2005 September 16 ).
Available at http://emedicine.com
Winknjosastro,
Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar