Daftar Isi
Halaman
Judul................................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................................
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
1.2 Ruang Lingkup Kerja Praktek..................................................................................
1.3 Tujuan Dan Manfaat Kerja Praktek..........................................................................
Bab II..............................................................................................................................
2.1 Definisi Kemiskinan........................................................................................................
2.2 Jenis-Jenis Kemiskinan.............................................................................................
2.3 Penyebab Kemiskinan...............................................................................................
2.4 Penanggulangan Kemiskinan....................................................................................
Bab III............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
3.2 Daftar Pustaka..........................................................................................................
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah
SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin…..
Kediri, 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sosiologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang masyarakat meliputi gejala-gejala sosial,struktur sosial
dan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Sosiologi menelaah
gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti norma-norma,kelompok sosial
lapisan masyarakat,lembaga masyarakatan, proses sosial, perubahan sosial dan
kebudayaan serta perwujudannya. Gejala-gejala tersebut ada yang tidak
berlangsung normal sebagaimana yang di kehendaki masyarakat merupakan
gejala-gejala abnormal atau gejala-gejala patologis hal ini disebabkan adanya
unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sehingga menyebabkan kekecewaan
dan penderitaan .Gejala-gejala abnormal dinamakan masalah- masalah sosial.Salah
satu contoh masalah sosial masyarakat adalah Kemiskinan.
Kemiskinan adalah suatu keadaan di
mana seseorang tidak sanggup memilihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf
kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisik
dalam kelompok tersebut .Kemiskinan sebagai suatu fenomena sosial yang tidak
hanya dialami oleh Negara-negara yang sedang berkembang tetapi juga terjadi di
Negara-negara yang sudah mempuyai kemapanan di bidang ekonomi. Kemiskinan
merupakan permasalahan yang di akibatkan oleh kondisi nasional suatu negara dan
situasi global .Dengan adanya globalisasi ekonomi dan ketergantungan antar
negara dapat memberikan tantangan dan kesempatan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan suatu negara dan juga memberikan resiko ketidakpastian perekonomian
dunia. Indonesia menghadapi masalah yang cukup besar di berbagai bidang baik di
bidang ekonomi,kependudukan maupun lingkungan hidup .Pada umumnya semuanya
akibat kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada peningkatan kesejahteran
rakyat .Dampak dari berbagai kebijakan tersebut adalah masih banyaknya penduduk
miskin di Indonesia.
Menyadari masih banyaknya penduduk
miskin di Indonesia terutama para petani di pedesaan maka penulis membuat tugas
makalah ini dengan judul “Masalah Sosial Sebagai Inspirrasi Perubahan (Kasus
Kemiskinan) dan Upaya Pemecahaannya”
1.2 Ruang Lingkup Pembahasan
1.2 Ruang Lingkup Pembahasan
Masalah-masalah sosial berhubungan
erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga kemasyarakatan .Masalah
tersebut bersifat sosial karena bersangkut paut dengan hubungan antar manusia
dan didalam kerangka bagian-bagian kebudayaan normative dan dinamakan masalah
karena bersangkut paut dengan gejala-gejala yang menganggu kelanggengan dalam
masyarakat Dengan demikian masalah-masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial
yang menyangkup segi moral .Dikatakan masalah karena menyangkut tata kelakuan
immoral, berlawanan dengan hokum dan bersifat merusak .Masalah sosial timbul
dari kekurangan-kekurangan dalam diri manusia atau kelompok sosial yang
bersumber pada faktor-faktor ekonomis, biologis, biopsikologis dan kebudayaan.
Problema-problema (Masalah-masalah) sosial yang berasal dari faktor ekonomis antara lain adalah kemiskinan,penggangguran dan sebagainya.Yang berasal dari faktor biologis contohnya penyakit sedangkan yang berasal dari factor psikologis seperti penyakit syaraf,gangguan jiwa dan yang berasal dari kebudayaan menyankut perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik rasial dan keagamaan.
Adapun dibuatnya tugas makalah ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan yaitu mengenai permasalahan sosial dari faktor ekonomi yaitu kemiskinan
1.3 Tujuan di buatnya Tugas Makalah
Tujuan Tugas Makalah :
Problema-problema (Masalah-masalah) sosial yang berasal dari faktor ekonomis antara lain adalah kemiskinan,penggangguran dan sebagainya.Yang berasal dari faktor biologis contohnya penyakit sedangkan yang berasal dari factor psikologis seperti penyakit syaraf,gangguan jiwa dan yang berasal dari kebudayaan menyankut perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflik rasial dan keagamaan.
Adapun dibuatnya tugas makalah ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan yaitu mengenai permasalahan sosial dari faktor ekonomi yaitu kemiskinan
1.3 Tujuan di buatnya Tugas Makalah
Tujuan Tugas Makalah :
Tujuan dibuatnya tugas makalah
mengenai Masalah Sosial Sebagai Inspirrasi Perubahan (Kasus Kemiskinan) dan
Upaya Pemecahaannya oleh penulis antara lain untuk :
1. Meningkatkan peran sera mahasiswa dalam menanggulangi kemiskinan dilingkungannya.
2. Mengungkapkan permasalahan kemiskinan yang di alami masyarakat terutama dipedesaan dan upaya utuk menanggulanginya.
3. Meningkatkan rasa tenggang rasa, sosialisasi terhadap sesama,dan menurunkan kesenjangan sosial
1. Meningkatkan peran sera mahasiswa dalam menanggulangi kemiskinan dilingkungannya.
2. Mengungkapkan permasalahan kemiskinan yang di alami masyarakat terutama dipedesaan dan upaya utuk menanggulanginya.
3. Meningkatkan rasa tenggang rasa, sosialisasi terhadap sesama,dan menurunkan kesenjangan sosial
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Kemiskinan
Kemiskinan
diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memilihara
dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental maupun fisik dalam kelompok tersebut. Dan dapat
diartikan juga sebagai Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi
pendapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan kelompok
masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah orang yang
berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) merupakan dua masalah besar di
banyak negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di Indonesia.
Pemberdayaan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk menekan angka
kemiskinan agar tercapai tujuan pembagunaan .
Menurut John Friendman mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan dasar (esensial) individu sebagai manusia.Sementara Chambers menggambarkan kemiskinan, terutama di pedesaan mempunyai lima karakteristik yang saling terkait: kemiskinan material, kelemahan fisik, keterkucilan dan keterpencilan, kerentanan, dan ketidakberdayaan. Dari kelima karakteristik tersebut yang perlu mendapat perhatian adalah kerentanan dan ketidakberdayaan. Kerentanan adalah ketidakmampuan keluarga miskin untuk menyediakan sesuatu guna menghadapi situasi darurat seperti datangnya bencana alam, kegagalan panen, atau penyakit yang tiba-tiba menimpa keluarga miskin.Kerentanan sering menimbulkan kondisi memprihatinkan yang menyebabkan keluarga miskin harus menjual harta benda dan asset produksinya sehingga mereka makin rentan dan tidak berdaya. Sedangkan ketidakberdayaan adalah dimana elit desa dengan seenaknya memfungsikan diri sebagai oknum yang menjaring bantuan yang sebenarnya diperuntukkan untuk orang miskin. Ketidakberdayaan keluarga miskin di kesempatan yang lain mungkin dimanifestasikan dalam hal seringnya keluarga miskin di tipu dan ditekan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Ketidakberdayaan mengakibatkan terjadinya bias bantuan untuk si miskin kepada kelas di atasnya yang seharusnya tidak berhak memperoleh subsidi, seperti kasus dana Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Menurut John Friendman mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan dasar (esensial) individu sebagai manusia.Sementara Chambers menggambarkan kemiskinan, terutama di pedesaan mempunyai lima karakteristik yang saling terkait: kemiskinan material, kelemahan fisik, keterkucilan dan keterpencilan, kerentanan, dan ketidakberdayaan. Dari kelima karakteristik tersebut yang perlu mendapat perhatian adalah kerentanan dan ketidakberdayaan. Kerentanan adalah ketidakmampuan keluarga miskin untuk menyediakan sesuatu guna menghadapi situasi darurat seperti datangnya bencana alam, kegagalan panen, atau penyakit yang tiba-tiba menimpa keluarga miskin.Kerentanan sering menimbulkan kondisi memprihatinkan yang menyebabkan keluarga miskin harus menjual harta benda dan asset produksinya sehingga mereka makin rentan dan tidak berdaya. Sedangkan ketidakberdayaan adalah dimana elit desa dengan seenaknya memfungsikan diri sebagai oknum yang menjaring bantuan yang sebenarnya diperuntukkan untuk orang miskin. Ketidakberdayaan keluarga miskin di kesempatan yang lain mungkin dimanifestasikan dalam hal seringnya keluarga miskin di tipu dan ditekan oleh orang yang memiliki kekuasaan. Ketidakberdayaan mengakibatkan terjadinya bias bantuan untuk si miskin kepada kelas di atasnya yang seharusnya tidak berhak memperoleh subsidi, seperti kasus dana Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Secara
ekonomi kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kekurangan sumberdaya yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan
sekelompok orang.Sumber daya dalam konteks ini menyangkut tidak hanya aspek
finansial, melainkan pula semua jenis kekayaan (wealth) yang dapat meningklatkan
kesejahteraan masyarakat.
Kenyataannya
menunjukkan bahwa kemiskinan tidak bisa didefinisikan dengan sangat sederhana,
karena tidak hanya berhubungan dengan kemampuan memenuhi kebutuhan material,
tetapi juga sangat berkaitan dengan dimensi kehidupan manusia berikut ini :
Terbatasnya
kecukupan dan mutu pangan, dilihat dari stok pangan yang terbatas, rendahnya
asupan kalori penduduk miskin dan buruknya status gizi bayi, anak balita dan
ibu.
Terbatasnya akses dan rendahnya di sebabkan oleh kesulitan mendapatkan mutu layanan kesehatan,kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat,kurang nya layanan reproduksi .jarak fasilitas layanan kesehatan yang jauh, biaya pengobatan dan biaya perawatan yang mahal. Di sisi lain, utilisasi rumah sakit masih didominasi oleh golongan mampu, sedang masyarakat miskin cenderung memanfaatkan pelayanan di Puskesmas. Demikian juga persalinan oleh tenaga kesehatan dan asuransi kesehatan sebagai suatu bentuk sistem jaminan sosial pada penduduk miskin.
Terbatasnya akses dan rendahnya di sebabkan oleh kesulitan mendapatkan mutu layanan kesehatan,kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat,kurang nya layanan reproduksi .jarak fasilitas layanan kesehatan yang jauh, biaya pengobatan dan biaya perawatan yang mahal. Di sisi lain, utilisasi rumah sakit masih didominasi oleh golongan mampu, sedang masyarakat miskin cenderung memanfaatkan pelayanan di Puskesmas. Demikian juga persalinan oleh tenaga kesehatan dan asuransi kesehatan sebagai suatu bentuk sistem jaminan sosial pada penduduk miskin.
Terbatasnya
akses dan rendahnya mutu layanan pendidikan yang disebabkanoleh kesenjangan biaya
pendidikan, fasilitas pendidikan yang terbatas, biayapendidikan yang mahal,
kesempatan memperoleh pendidikan yang terbatas,tingginya beban biaya pendidikan
baik biaya langsung maupun tidak langsung.
Terbatasnya
kesempatan kerja dan berusaha, lemahnya perlindungan terhadap aset usaha, dan
perbedaan upah serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan
pekerja perempuan seperti buruh migran perempuan dan pembantu rumah tangga.
Terbatasnya
akses layanan perumahan dan sanitasi. Masyarakat miskin yang tinggal di kawasan
nelayan, pinggiran hutan, dan pertanian lahan kering kesulitan memperoleh
perumahan dan lingkungan permukiman yang sehat dan layak. Dalam satu rumah
seringkali dijumpai lebih dari satu keluarga dengan fasilitas sanitasi yang kurang
memadai.
Terbatasnya
akses terhadap air bersih. Kesulitan untuk mendapatkan air bersih terutama
disebabkan oleh terbatasnya penguasaan sumber air dan menurunnya mutu sumber
air.
Lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah. Masyarakat miskin menghadapi
masalah ketimpangan struktur penguasaan dan pemilikan tanah, serta ketidakpastian dalam penguasaan dan pemilikan lahan pertanian. Kehidupan rumah tangga petani sangat dipengaruhi oleh aksesnya terhadap tanah dan kemampuan mobilisasi anggota keluargannya untuk bekerja di atas tanah pertanian.
Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam, serta terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber daya alam. Masyarakat miskin yang tinggal di daerah perdesaan, kawasan pesisir, daerah pertambangan dan daerah pinggiran hutan sangat tergantung pada sumberdaya alam sebagai sumber penghasilan.
Lemahnya kepastian kepemilikan dan penguasaan tanah. Masyarakat miskin menghadapi
masalah ketimpangan struktur penguasaan dan pemilikan tanah, serta ketidakpastian dalam penguasaan dan pemilikan lahan pertanian. Kehidupan rumah tangga petani sangat dipengaruhi oleh aksesnya terhadap tanah dan kemampuan mobilisasi anggota keluargannya untuk bekerja di atas tanah pertanian.
Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam, serta terbatasnya akses masyarakat terhadap sumber daya alam. Masyarakat miskin yang tinggal di daerah perdesaan, kawasan pesisir, daerah pertambangan dan daerah pinggiran hutan sangat tergantung pada sumberdaya alam sebagai sumber penghasilan.
Lemahnya
jaminan rasa aman.
Lemahnya partisipasi. Berbagai kasus penggusuran perkotaan, pemutusan hubungan kerja secara sepihak, dan pengusiran petani dari wilayah garapan menunjukkan kurangnya dialog dan lemahnya pertisipasi mereka dalam pengambilan keputusan. Rendahnya partisipasi masyarakat miskin dalam perumusan kebijakan juga disebabkan oleh kurangnya informasi baik mengenai kebijakan yang akan dirumuskan maupun mekanisme perumusan yang memungkinkan keterlibatan mereka.
Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga dan adanya tekanan hidup yang mendorong terjadinya migrasi. Rumahtangga miskin mempunyai rata-rata anggota keluarga lebih besar daripada rumah tangga tidak miskin
2.2 Jenis-Jenis Kemiskinan
Lemahnya partisipasi. Berbagai kasus penggusuran perkotaan, pemutusan hubungan kerja secara sepihak, dan pengusiran petani dari wilayah garapan menunjukkan kurangnya dialog dan lemahnya pertisipasi mereka dalam pengambilan keputusan. Rendahnya partisipasi masyarakat miskin dalam perumusan kebijakan juga disebabkan oleh kurangnya informasi baik mengenai kebijakan yang akan dirumuskan maupun mekanisme perumusan yang memungkinkan keterlibatan mereka.
Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan keluarga dan adanya tekanan hidup yang mendorong terjadinya migrasi. Rumahtangga miskin mempunyai rata-rata anggota keluarga lebih besar daripada rumah tangga tidak miskin
2.2 Jenis-Jenis Kemiskinan
Besarnya
kemiskinan bisa diukur dengan atau tanpa mengacu kepada garis kemiskinan.
Konsep yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif,
sedangkan konsep yang pengukurannya tidak didasarkan pada garis kemiskinan
disebut kemiskinan absolut
· Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
· Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.
2.3 Penyebab Kemiskinan
· Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai kesenjangan di dalam distribusi pendapatan, biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
· Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan dibawah, dimana kebutuhan-kebutuhan minimum untuk bertahan hidup tidak dapat terpenuhi.
2.3 Penyebab Kemiskinan
Faktor-faktor
penyebab kemiskinan sangat sulit untuk dipastikan mana penyebab yang
berpengaruh langsung dan yang tidak lagsung terhadap kemiskinan
§ Tingkat dan laju pertumbuhan output
§ Tingkat upah neto
§ Distribusi pendapatan
§ Kesempatan kerja
§ Tingkat inflasi
§ Pajak dan subsidi Investasi
§ Alokasi serta kualitas SDA dan ketersediaan fasilitas umum
§ Penggunaan teknologi dan tingkat & jenis pendidikan
§ Kondisi fisik dan alam
§ Politik dan peperangan
§ Bencana alam
§ Tingkat dan laju pertumbuhan output
§ Tingkat upah neto
§ Distribusi pendapatan
§ Kesempatan kerja
§ Tingkat inflasi
§ Pajak dan subsidi Investasi
§ Alokasi serta kualitas SDA dan ketersediaan fasilitas umum
§ Penggunaan teknologi dan tingkat & jenis pendidikan
§ Kondisi fisik dan alam
§ Politik dan peperangan
§ Bencana alam
Sedangkan
Secara teoritis kemiskinan dapat dipahami melalui akar penyebabnya yang
dibedakan menjadi dua kategori :
1. Kemiskinan Natural atau alamiah
Kemiskinan yang timbul sebagai akibat terbatasnya jumlah sumber daya dan/atau karena tingkat perkembangan teknologi yang sangat rendah.
2. Kemiskinan struktural
1. Kemiskinan Natural atau alamiah
Kemiskinan yang timbul sebagai akibat terbatasnya jumlah sumber daya dan/atau karena tingkat perkembangan teknologi yang sangat rendah.
2. Kemiskinan struktural
Kemiskinan
yang terjadi karena struktur sosial yang ada membuat anggota atau kelompok
masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan fasilitas-fasilitas secara
merata. Artinya sebagian anggota masyarakat tetap miskin walaupun sebenarnya
jumlah total produksi yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut bila dibagi rata
dapat membebaskan semua anggota masyarakat dari kemiskinan.
Golongan
yang menderita kemiskinan struktural itu misalnya terdiri dari para petani yang
tidak memiliki tanah sendiri, atau para petani yang tanah miliknya kecil
sehingga hasilnya tidak mencukupi untuk memberi makan kepada dirinya sendiri
dan keluarganya. Termasuk golongan miskin lain adalah kaum buruh yang tidak
terpelajar dan terlatih, atau apa yang dengan kata asing disebut unskilled
labors. Golongan miskin ini meliputi juga para
pengusaha tanpa modal dan tanpa fasilitas dari pemerintah yang sekarang dapat dinamakan golongan ekonomi sangat lemah.
2.4 Penanggulangan Kemiskinan
pengusaha tanpa modal dan tanpa fasilitas dari pemerintah yang sekarang dapat dinamakan golongan ekonomi sangat lemah.
2.4 Penanggulangan Kemiskinan
Persoalan
kemiskinan dan kesenjangan sosial masih menjadi masalah besar di negara
Indonesia terutama didaerah pedesaan. Persoalan kemiskinan dan kesenjangan
sosial dapat menjadi konflik untuk itu harus mencari alternatif penanggulanan
kemiskinan.
Salah satu upaya dalam penanggulangan kemiskinan adalah dengan pemberdayaan, misalnya pemberdayaan lingkungan dan pembedayaan kewirausahaan. Pemberdayaan adalah suatu proses yang mengembangkan dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk terus terlibat dalam proses pembangunan yang secara dinamis sehingga masyarakat dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat mengambil keputusan. Pemberdayaan merupakan program komprehensif dan terpadu dalam rangka peningkatan mutu Sumber Daya Manusia, human capital, yang sekaligus diarahkan untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs) yang tujuan utamanya penghapusan kemiskinan dan peningkatan mutu manusia yang berbudaya dan demokratis.
Salah satu upaya dalam penanggulangan kemiskinan adalah dengan pemberdayaan, misalnya pemberdayaan lingkungan dan pembedayaan kewirausahaan. Pemberdayaan adalah suatu proses yang mengembangkan dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk terus terlibat dalam proses pembangunan yang secara dinamis sehingga masyarakat dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat mengambil keputusan. Pemberdayaan merupakan program komprehensif dan terpadu dalam rangka peningkatan mutu Sumber Daya Manusia, human capital, yang sekaligus diarahkan untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs) yang tujuan utamanya penghapusan kemiskinan dan peningkatan mutu manusia yang berbudaya dan demokratis.
Pemerintah
pun telah banyak mengeluarkan program kebijakan yang digunakan untuk
menanggulangi kemiskinan contohnya : PKPS BBM yang terdiri dari program
bagi-bagi uang atau BLT, P2KP yang kemudian diganti menjadi PNPM dengan aneka
ragam jenis PNPM, program BOS, RASKIN, Askeskin, Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Menurut Roger Harris dalam bukunya yang berjedul information and communication technologies for poverty alleviation (2004), Strategi penanggulangan kemiskinan, antara lain:
Menurut Roger Harris dalam bukunya yang berjedul information and communication technologies for poverty alleviation (2004), Strategi penanggulangan kemiskinan, antara lain:
Mendistribusikan informasi yang
relevan untuk pembangunan.
Memberdayakan masyarakat yang kurang beruntung (disadvantaged) dan terpinggirkan (marginalized).
Mendorong usaha mikro (fostering micro entrepreneurship)
Meningkatkan layanan informasi kesehatan jarak jauh (telemedicine).
Memperbaiki pendidikan melaslui e-learning dan pembelajaran seumur hidup (life long learning)
Mengembangkan perdagangan melalui ecommerce.
Menciptakan ketataprajaan yang lebih efesien dan transparan melalui e-govermence.
Mengembangkan kemampuan.
Memperkaya kebudayaan.
Menunjang pertanian
Menciptakan lapangan kerja, dan Mendorong mobilisasi sosial
Memberdayakan masyarakat yang kurang beruntung (disadvantaged) dan terpinggirkan (marginalized).
Mendorong usaha mikro (fostering micro entrepreneurship)
Meningkatkan layanan informasi kesehatan jarak jauh (telemedicine).
Memperbaiki pendidikan melaslui e-learning dan pembelajaran seumur hidup (life long learning)
Mengembangkan perdagangan melalui ecommerce.
Menciptakan ketataprajaan yang lebih efesien dan transparan melalui e-govermence.
Mengembangkan kemampuan.
Memperkaya kebudayaan.
Menunjang pertanian
Menciptakan lapangan kerja, dan Mendorong mobilisasi sosial
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemajuan suatu masyarakat atau bangsa biasanya ditandai dengan tingginya perhatian yang diberikan pihak pemerintah terhadap kelompok-kelompok marjinal, baik marjinal dari sisi geografis maupun sosiologis, sebab kemajuan yang dicita-citakan mestinya berorientasi pada pemerataan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, sebuah bangsa akan disebut maju jika seluruh atau sebagian besar masyarakatnya telah berada dalam kondisi sejahtera. Indonesia sebagai sebuah negara berkembang masih menghadapi berbagai problem ekonomi baik makro maupun mikro, dan hal tersebut telah turut menghambat lajunya proses kesejahteraan kehidupan rakyat contohnya masalah kemiskinan dan kesejangan sosial antara desa dan kota. Salah satu akibat terjadinya kesenjangan sosial meningkatnya kasus kejahatan dan kriminalitas, meningkatnya urbanisasi dari desa ke kota . Dengan demikian pemerintah harus berupaya memberikan perhatian kepada masyarakat miskin sebagai langkah untk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu upaya pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan dengan pemberdayaan. Pemberdayaan adalah sebuah program untuk mendorong masyarakat agar mampu melakukan perubahan yaitu keluar dari kemiskinan dan menjadai berdaya mandiri.
3.2 DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
http://www.damandiri.or.id/file/buku/buku3haryono2005bab2.pdf
http://www.undp.or.id/pubs/imdg2005/BI/TUJUAN%201.pdf
http://komunitas.wikispaces.com/file/view/kemiskinan+dan+upaya+pemberdayaan+masyarakt.pdf
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/humanity/article/view/156/0
http://www.p2kp.org/wartaprint.asp?mid=1495&catid=2&
http://komunitas.wikispaces.com/file/view/kemiskinan+dan+upaya+pemberdayaan+masyarakt.pdf
http://www.bappeda-purwakarta.or.id/artikel/kemiskinan%20perempuan.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar