Rabu, 06 November 2013

Laporan Pendahuluan Vertigo




A.    Pengertian
Vertigo adalah  sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh. Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Burton 1990 berpendapat bahwa Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Sedangkan menurut yayasan stoke Indonesia, vertigo merupakan satu bentuk gangguan keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan vertigo adalah suatu bentuk gangguan keseimbangan yang disertai perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar-putar atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual


B.     Etiologi
Menurut (Bruton 1990) vertigo dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1.      Lesi vestibular, seperti:
a.       Fisiologik
b.          Labirinitis
c.       Obat ; misalnya quinine, salisilat.
d.           Otitis media
e.       Motion sickness
2.      Lesi saraf vestibularis
a.       Neuroma akustik
b.      Obat ; misalnya streptomycin
c.            Neuronitis
d.      Vestibular

3.      Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
a.       Infark atau perdarahan pons
b.      Insufisiensi vertebro-basilar
c.       Migraine arteri basilaris
d.      Sklerosi diseminata  Tumor
e.       Siringobulbia
f.        Epilepsy lobus temporal

Sedangkan menurut (http://www.kalbefarma.com) vertigo dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1.      Penyakit Sistem Vestibuler Perifer, seperti:
a.       Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
b.      Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma.
c.       Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), vertigo postural.
d.         Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
e.         Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
2.      Penyakit SSP, seperti :
a.        Hipoksia Iskemia otak : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik, blok jantung.
b.        Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses
c.          Trauma kepala/ labirin
d.        Migren
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang   menghubungkan telingan dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba


C.    Patofisiologi
Vertigo terjadi akibat dari perubahan posisi kepala yang cepat dan tibat-tiba, biasanya akan dirasakan pusing yang sangat berat, yang berlangsung bervariasi di semua orang, bisa lama atau hanya beberapa menit sasja. Penderita kadang merasakan lebih baik jika berbaring diam saja. Vertigo dapat berlangsung selama berhari-hari dan disertai dengan mual muntah. Hasilnya pendertia akan merasa amat sangat panic dan segera melarikan diri untuk berobat, tak jarang pasien seperti ini ditemukan di unit gawat darurat. Vertigo disebabkan oleh pengendapan kalsium di dalam salah satu alat penyeimbangan di dalam telinga, tetapi sebagian besar penyebabnya belum dikethui hingga sekarang. Beberapa dugaan yang dikemukakan oleh para ahli adalah, trauma pada alat keseimbangan, infeksi, sisa pembedangan telinga, degenerative karena usai dan kelainan pembuluh darah. Vertigo berbeda dengan dizziness, suatu pengalaman yang mungkin pernah kita rasakan, yaitu kepala terasa ringan saat akan berdiri. Sedangkan vertigo bisa lebih berat dari itu, misalnya dapat membuat kita sulit untuk melangkah karena rasa berputar yang mempengaruhi keseimbangan tubuh. Adanya penyakit vertigo menandakan adanya gangguan system deteksi seseorang.


D.     Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.
Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita biasanya dapat mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun.
Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal.
Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah dengan melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan nistagmus posisi dengan gejala :
1.       Mata berputar dan bergerak ke arah telinga yang terganggu dan mereda setelah 5-20 detik.
2.       Disertai
3.       vertigo berat.
4.       Mula gejala didahului periode laten selama beberapa detik (3-10 detik).
5.       Pada uji ulangan akan berkurang, terapi juga berguna sebagai cara diagnosis yang tepat.


E.     Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus vertigo antara lain:
1.      Pemeriksaan fisik
a.       Pemeriksaan mata
b.      Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c.       Pemeriksaan neurologik
d.      Pemeriksaan otologik
e.       Pemeriksaan fisik umum
2.      Pemeriksaan khusus
a.       ENG
b.      Audiometri dan BAEP
c.       Psikiatrik
3.      Pemeriksaan tambahan
a.       Radiologik dan Imaging
b.      EEG, EMG

F.    Penatalaksanaan medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan, terapi fisik / latihan dan olah raga. Dan jika keduat terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi bedah.
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri dari :
1.      Terapi kausal
2.      Terapi simtomatik
3.      Terapi rehabilitatif


G.    Proses Keperawatan
1.      Pengkajian data keperawatan
a.       Aktivitas / Istirahat
Letih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan membaca, insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
b.      Sirkulasi
Riwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat, wajah tampak kemerahan
c.       Integritas Ego
Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala, mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
d.      Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain), mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan
e.       Neurosensoris
Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus, perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis, parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore, perubahan pada pola bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka terhadap stimulus, penurunan refleks tendon dalam, papiledema.
f.       Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
g.      Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
h.      Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit
i.        Penyuluhan / pembelajaran
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan alkohol/obat lain termasuk kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.


H. Diagnosa yang mungkin muncul

1. Risiko infeksi dengan factor resiko : prosedur invasive
2. Mual b/d stimulasi mekanisme neurofarmakologis
3. Nyeri akut b/d agen injuri biologi
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah


no
Diagnosa keperawatan
Tujuan Intervensi
Intervensi keperawatan
1
Risiko infeksi dengan factor risiko : prosedur invasif
NOC:
Pengetahuan pengendalian infeksi: tingkat pemahaman mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi
Pengendalian risiko: tindakan untuk menghilangkan atau mengurangi ancaman kesehatan actual, pribadi serta dapat dimodifikasi

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

Criteria hasil:
·         faktor risiko akan hilang dengan dibuktikan oleh keadekuatan status imun klien
·          memantau factor risiko lingkungan dan perilaku seseorang
·          menghindari pajanan terhadap ancaman kesehatan
·         Menguah gaya hidup untuk mengurangi risiko
Intervensi NIC:
1.Pemberian vaksinasi: pemberian imunisasi untuk mencegah penyakit menular
2.Pengendalian infeksi : meminimalkan penularan agen infeksius
3. Perlindungan terhadap infeksi

Aktivitas keperawatan:
·         Pantau tanda/ gejala infeksi : suhu tubuh, denyut jantung,suhu kulit, lesi kulit, keletihan, malaise,sekresi, penampilan urine, penampilan luka
·         Kaji factor yang meningkatkan serangan infeksi
·         Pantau hasil laboratorium: albumin, protein serum,dll
·         Amati penampilan praktik hygine pribadi untuk perlindungan infeksi
·         Jelaskan kepada klien/keuarga mengapa sakit/pengobatan meningkatkan risikoterhadap infeksi
·         Ajarkan kepada klien untuk tehnik mencuci tangan yang benar
·         Lindungi klien terhadap kontaminasi silang 
2
Mual b/d stimulasi mekanisme neurofarmakologi
NOC:
Tingkat kenyamanan:perasaan lega secara fisik dan psikologis
Keseimbangan cairan: keseimbangan cairan dalam ruang intraseular dan ekstraselular tubuh
Status nutrisi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang masuk kedalam tubuh dalam 24 jam

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

Criteria hasil:
·         Berat badan stabil
·         Tidak tedapat mata cekung
·         Hidrasi kulit tidak terganggu
·         keseimbangan asupan dan haluaran dalam 24 jam
·         klien melaporkan tidak mual
·         menunjukkan keseimbangan cairan dengan indicator 1-5 :ekstrem, berat, sedang, ringan, tidak bermasalah

Intervensi NIC:
1.penatalaksanaan cairan : peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi
2.pemantauan cairan : pengumpulan dan analisis data klien untuk mengatur keseimbangan cairan
3.pemantauan nutrisi

Aktivitas keperawatan:
·         pantau gejala subyektif mual pada klien
·         pantau adanya peningkatan berat badan
·         pantau tingkat energy, malaise,keletihan, kelelahan.
·         Pantau turgor kulit
·         Ajarkan klien tehnik napas dalam untuk menekan reflex muntah
·         Ajarkan klien untuk makan dengan perlahan tapi sering
·         Kolaboratif : obat antimetik sesuai dengan anjuran
·         Naikkan bagian kepala tempat tidur pada posisi lateral untuk mencegah aspirasi
·         Pantau status nutrisi
3.
Nyeri akut b/d agen injuri biologi
NOC:
Tingkat kenyamanan: perasaan senang secara fisik dan psikologi
Nyeri: efek merusak: efek merusak dari nyeri terhadap emosi kliendan perilaku yang diamati
Perilaku mengendalikan nyeri: tindakan seseorang untuk mengendalikan nyeri
Tingkat nyeri: jumlah nyeri yang dilaporkan dan di tunjukkan

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari:

Criteria hasil:
·         Menunjukkan tingkat nyeri dengan indicator 1-5 : eksterm, berat,sedang, ringan, tidak sama sekali.
·         Klien mampu menunjukkan tehnik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai Kenyamanan.
·         Klien mampu meningkatkan konsentrasi
·         Klien dapat tidur dengan efektif
Intervensi NIC:
1.pemberian analgesic
2.penatalaksanaan nyeri
3.sedasi sadar : pemberian sedative, memantau respon klien dan pemberian dukungan fisiologis yang dibutuhkan selama prosedur terapautik

Aktivitas keperawatan :
·         Meminta klien untuk menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10 ( 0-tidak ada nyeri/ketidaknyamanan, 10= nyeri sangat)
·         Lakukan pengkajian nyeri yang komperehensif meliputi lokasi, karakteristik,dll
·         Bantu klien untk mengidentifikasi tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman yang telah berhasil dilakukan seperti: distraksi, relaksasi, kompres hangat atau dingingunakan pendekatan positif dengan tujuan untuk mengoptimiskan respon klien terhadap analgesic
·         Bantu klien untuk lebih berfokus pada aktivitas daripada ketidaknyamanan  dengan melakukan pengalihan melalui televise, tape, radio,dll
·         Observasi ketidaknyamanan verbal, khususnya pada mereka yang tidak mampu mengkomunikasikannya secara efektif.
·         Instruksikan klien untuk menginformasikan kepada perawat jika pengurang nyeri tidak dapat dicapai
·         Masukkan pada instruksi saat pemulangan klien mengenai pengobatan khusus yang harus dikonsumsi, frekuensi pemberian, efek samping, dll
4
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan, mual dan muntah
NOC:
Status gizi: tingkat zat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolic
Status gizi: asupan makanan dan cairan: jumlah makanan dan cairan yang di konsumsi tubuh selama waktu 24 jam
Status gizi: nilai gizi: keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh

Tercapai setelah menjalani perawatan selama 3 hari

Criteria hasil:
·         Klien akan mempertahankan berat badan ideal
·         Klien menyatakan toleransi terhadap diet ang dianjurkan
·         Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal
·         Melaporkan keadekuatan tingkat energy


Intervensi NIC:
1.Pengelolaan gangguan makan
2.Pengelolaan nutrisi
3.Bantu menaikkan BB

Aktivitas  keperawatan:
·         Timbang BB klien pada interval yang sesuai
·         Tentukan BB idea klien
·         Berikan informasi menyangkut sumber-sumber yang tersedia . seperti: konseling diet,program latihan.
·         Diskusikan dengan klien tentang kondisi medis yang mempengaruhi BB
·         Diskusikan tentang risiko yang berkaitan dengan kelebihan atau kekurangan BB
·         Bantu klien dalam mengembangkan rencana makan yang seimbang dan konsisten dengan tingkat penggunaan energi


Daftar Pustaka


Mansjoer et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia


Sudoyo Aru.W et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Doengoes Marilynn. E et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta : EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar