BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Pembangunan
Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya
kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran, sehingga dapat
meningkatkan kualitas kesejahteraan penduduk serta meningkatkan umur harapan
hidup bangsa Indonesia.
Adat
budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan, lansia merupakan figur yang dihormati
dan merupakan sumber daya yang bernilai tentang pengetahuan dan pengalaman
hidup serta kearifan yang dimiliki masih dapat dimanfaatkan. Lansia pada
umumnya saat ini mengalami keluhan penyakit degeneratif yang juga merupakan
salah satu indikator berhasil atau tidaknya pembangunan nasional itu sendiri.
Saat
ini diseluruh dunia jumlah lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia
rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar.
Dinegara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia lebih
kurang 1000 orang per hari. Pada tahun 1985 dan diperkirakan 50 % dari penduduk
berusia diatas 50 tahun sehingga istilah “baby bom” pada masa lalu berganti
menjadi ledakan penduduk lanjut usia.
Menurut
Boedhi Darmojo, disebutkan bahwa orang lanjut usia (lebih 55 tahun), di
Indonesia tahun 2000 sebanyak 22,2 juta atau sebanyak 10 % dari total penduduk
dan diperkirakan jumlah tersebut meningkat pada tahun 2020 menjadi 29,12 juta
atau 11,0 %. Peningkatan tersebut berkaitan dengan meningkatnya umur harapan
hidup dari 65 – 70 tahun pada 2000 menjadi 70 – 75 pada tahun 2020.
Meningkatnya umur
harapan hidup tersebut akan terwujud bila :
a) Pelayanan
kesehatan efektif
b) Angka
kematian bayi menurun
c) Adanya
perbaikan gizi dan sanitasi serta
d) Meningkatnya
pengawasan terhadap penyakit infeksi
Berbagai
masalah kesehatan yang berkaitan dengan meningkatnya umur harapan hidup akan
memberikan dampak meningkatnya masalah kesehatan terutama yang berkaitan dengan
proses degeneratif. Keadaan ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
sehari-hari secara mandiri.
Peran
perawat dalam meminimalkan dan mengantisipasi masalah kesehatan pada lansia
adalah dengan memberikan asuhan keperawaatan pada lansia baik dalam keadaan
sehat maupun sakit pada tingkat individu maupun kelompok. Fokus asuhan
keperawatan lansia adalah melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit
dan mengoptimalkan fungsi fisik dan mental.
Kegiatan
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung merupakan salah satu
sasaran pelayanan keperawatan yang komprehensif pada lansia dari individu maupun
kelompok. Berkaitan dengan kondisi diatas kami mahasiswa Prodi DIII Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nusantara PGRI Kediri Angkatan IX tahun ajaran 2013/2014 yang
bertugas di wisma Dahlia dalam rangka praktik klinik Keperawatan Gerontik ingin
menerapkan konsep asuhan keperawatan gerontik secara langsung di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung.
II.
Tujuan
a.
Tujuan Umum
Mahasiswa
mampu melaksanakan asuhan keperawatan gerontik pada tingkat sasaran individu,
dengan pemenuhan kebutuhan dasar sebagai
fokus utama.
b.
Tujuan Khusus
1.
Mengidentifikasi profil panti meliputi :
data umum, data inti, data demografi dan data sub sistem.
2.
Mahasiswa dapat melakukan pengkajian
terhadap lansia di masing-masing wisma.
3.
Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan
pemeriksaan kesehatan di masing-masing wisma.
4.
Mahaiswa dapat mengidentifikasi hambatan
dan solusi di masing-masing wisma.
BAB II
PROFIL PANTI
I.
Data Umum
Identitas
Panti Werda
Nama
Panti : UPT PSLU Blitar
di Tulungagung
Alamat : Jl.P.Jend. Sudirman
V/43 Tulungagung - 66212
Telepon : (0355) 331083
Nama
Kepala Panti : Suprianto, S.Sos. MM
Tahun
berdiri : 1938
Kepala
Seksi Bimbingan: Sunu Pantjadarmo, Aks,Msi
Dikelola
oleh :
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
II.
Data Inti
A. Sejarah
Berdirinya Panti
UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Blitar di Tulungagung merupakan tempat yang melaksanakan sebagian
tugas Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur dibidang penyantunan, rehabilitasi,
bantuan, pengembangan dan resosialisasi. UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar
di Tulungagung didirikan pada tahun 1938 bersifat sebagai pennampung sosial
(gelandangan dan pengemis, wanita tuna susila, orang terlantar) yang mana pada
waktu itu bangunan belum permanen dan terbuat dari anyaman bambu.
Pada tahun 1984 sampai
sekarang pelayanan lebih difokuskan lagi pada lansia terlantar, sedangkan pada
tahun 1987 diadakan penataan panti dan perubahan menjadi Panti Werda Waluyo
Husodo. Pada tahun 2002 dengan adanya otonomi daeran, ditindak lanjuti dengan
keputusan gubernur No.51 tahun 2003 tentang fungsi dan tugas Unit Pelaksana
Teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur berubah lagi menjadi Unit Pelayanan
Sosial (UPS) ada dibawah naungan PSTW Wlingi Blitar. Dan dengan adanya PERGUB
No.119 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Unit Pelaksan Teknis Sosial
Propinsi Jawa Timur. Maka pada tahun 2009 berubah lagi menjadi UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Blitar. Dan di
Tulungagung merupakan seksi bimbingan dan pembinaan lanjut dari UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Blitar.
Sebagai pencerminan
dari UUD 1945 pasal 27 ayat 2 dan pasal 34, maka warga Negara yang sudah lanjut
usia juga berhak mendapatkan pengayoman dari pemerintah yang diwujutkan melalui
pelayanan lanjut usia/ jompo yang di tempatkan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Blitar di Tulungagung.
B. Visi
dan Misi
1. Visi
Terwujudnya peningkatan
taraf kesejahteraan dan perlindungan sosial bagi lanjut usia terlantar di panti
melalui usaha bersama pemerintah dan masyarakat.
2. Misi
a. Mendorong
dan mendukung perluasan dan peningkatan pembangunan bidang kesejahteraan sosial
bagi lanjut usia.
b. Meningkatkan
taraf kesejahteraan sosial bagi lanjut usia terlantar melalui optimalisasi
pemanfaatan sistem pelayanan.
c. Pemberdayaan
bagi lanjut usia terlantar melalui Orsos/LSM, dunia usaha, pemerintah dan masyarakat.
d. Mengembangkan
sistem sumber dan potensi kesejahteraan sosial secara profesional untuk
kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar.
C. Tujuan
a. Tujuan
Umum
Terpenuhinya kebutuhan
hidup bagi lanjut usia terlantar seperti kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial
dengan baik, sehingga mereka dapat menikmati hari tua dengan diliputi rasa
ketentraman lahir dan batin.
b. Tujuan
Khusus
1. Terjaminnya
suatu perlindungan sosial bagi lanjut usia terlantar.
2. Terjaminnya
pemenuhan kebutuhan hidup bagi lanjut usia terlantar.
3. Meningkatkan
aksesitabilitas bagi lanjut usia terlantar terhadap pelayanan sosial.
4. Meningkatkan
kualitas dan kuantitas suatu profesionalitas pelayanan sosial dan perlindungan
sosial bagi lanjut usia terlantar.
5. Meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memberikan pelayanan sosial bagi lanjut usia
terlantar.
6. Meningkatkan
kesadaran sosial individu, keluarga dan masyarakat dalam rangka mencegah dan
menghindari permasalahan yang dihadapi lanjut usia terlantar.
D. Fungsi
UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Blitar sebagai keluarga pengganti yang memberikan pelayanan
kesejahteraan sosial kepada para lanjut usia yang mempunyai fungsi sebagai
berikut :
1. Sebagai
pusat pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia, meliputi :
a. Pemenuhan
kebutuhan hidup sandang, pangan dan papan.
b. Pemeliharaan
kesehatan
c. Pelaksanaan
kegiatan dalam rangka pengisian waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat
termasuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat termasuk kegiatan-kegiatan yang
bersifat rekreatif.
2. Sebagai
pusat informasi kesejahteraan sosial khususnya dibidang kesejahteraan sosial
lanjut usia yang menyangkut :
a. Data-data
yang berhubungan dengan pembinaan kesejahteraan sosial lanjut usia.
b. Informasi
tentang upaya-upaya dibidang kesejahteraan sosial lanjut usia.
3. Sebagai
pusat pengembangan UKS meliputi ;
a. Sarana
pembinaan kesejahteraan sosial yang berdaya guna dan berhasil guna bagi para
lanjut usia yang disantun dalam UPT Pelayanan Sosial lanjut Usia Blitar di
Tulungagung.
b. Sarana
pembinaan dalam menciptakan suasana hubungan yang serasi, baik antara lanjut usia
yang disantun di panti maupun dengan para petugas panti serta dengan masyarakat
di lingkungannya.
c. Sarana
pemberian bimbingan ketrampilan kepada lanjut usia yang berkemampuan dan
berkemauan sesuai dengan kondisi lanjut usia untuk meningkatkan kemampuan di
bidang ketrampilan lanjut usia yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Blitar di Tulungagung.
E. Sasaran
Sasaran dari pembinaan
kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar melalui UPT Pelayanan Sosial lanjut
Usia Blitar adalah sebagai berikut:
1. Lanjut
usia ( terutama yang berusia 60 tahun ke atas ) terdiri dari :
a. Lanjut
usia yang nyata-nyata terlantar baik karena tidak ada atau tidak diketahui
keluarga maupun masyarakat nyata-nyata tidak diurus sebagai layaknya.
b. Lanjut
usia yang karena sesuatu sebab terutama mereka yang tidak mau hidup di
lingkungan keluarganya.
2. Keluarga,
terutama bagi keularga yang karena sesuatu sebab tidak dapat merawat orang tua
yang telah lanjut usia, sehingga terpaksa mereka mereka merelakan orang tuanya
untuk disantunkan di panti werdha.
3. Masyarakat,
terutama yang mau dan mampu untuk berpartisipasi di dalam pembinaan
kesejahteraan sosial lanjut usia.
F. Cara
Pencapaian Sasaran
Didasarkan pada tiga
faktor kunci keberhasilan sebagai langkah yang diperlukan untuk memperlancar
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Tiga faktor tersebut adalah sebagai
berikut ;
1. Kebijaksanaan
Ada 4 kebijaksanaan
yang dituangkan dalam rencana strategi UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar
yang dijadikan pedoman dasar pelaksanaan program dan kegiatan pelayanan di
panti yaitu :
a. Penajaman
sasaran program
b. Pemecahan
masalah
c. Pengembangan
sumber daya manusia
d. Optimalisasi
sasaran pelayanan
2. Program
Untuk mencapai sasaran
diperlukan program yang tepat, dan bersifat komperhensif sebagai langkah untuk menyusun
dan melaksanakan kegiatan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar.
a. Pendekatan
awal dan penerimaan
Terbagi dalam 7
kegiatan
b. Bimbingan
fisik
Terbagi dalam 4
kegiatan
c. Bimbingan
Sosial
Terbagi dalam 1
kegiatan
d. Bimbingan
Mental
Terbagi dalam 1 kegiatan
e. Bimbingan
keterampilan
Terbagi dalam 1
kegiatan
f. Optimalisasi
sarana pelayanan
Terbagi dalam 4
kegiatan
3.
Sebagaimana yang digambarkan dalam
program diatas dalam sasaran yang telah ditetapkan maka diperlukan 19 jenis
kegiatan pelayanan di UPT Peleyanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung.
a. Orientasi
dan konsultasi
b. Identifikasi
Untuk memperoleh
gambaran yang obyektif tentang kedaan calon klien yang ingin masuk panti.
c. Motivasi
Untuk memberikan
gambaran atau penjelasan singkat mengenai kondisi panti dengan berbagai bentuk
pelayanan yang diberikan di panti.
d. Seleksi
Untuk menentukan klien
yang bisa diterima sesuai dengan kriteria persyaratan yang telah ditetapkan.
e. Registrasi
Untuk memberikan
kepastian dan keabsahan dari calon klien yang menjadi warga binaan panti.
f. Penelaah
dan pengungkapan masalah
Untuk memperoleh secara
detail lengkap permasalahan yang disandang oleh klien.
g. Penempatan
klien
Kegiatan ini
dilaksanakan setelah klien lengkap memberikan biodata dan permasalahannya.
h. Pelayanan
kesehatan
Dilaksanakan
pemeriksaan secara rutin bekerja sama dengan Puskesmas Sembung dan Dinas
Kesehatan satu bulan sekali, dan memberikan obat-obatan ringan dikala
membutuhkan.
i.
Pemberian makanan bergizi
Merupakan salah satu
jenis pelayanan yang harus diberikan karena
merupakan kebutuhan pokok manusia selain sandang dan papan.
j.
Pengasramaan
Merupakan pemberian
pelayanan sarana rasa aman dan tentram kepada klien.
k. Pemberian
pakaian
Merupakan perlengkapan
dalam memberikan pelayanan terhadap klien dalam memenuhi kebutuhan pokok.
l.
Bimbingan relasi sosial
Kegiatan ini merupakan
pelayanan sosial berupa bimbingan sosial yang harus diberikan kepada klien
untuk menciptakan hubungan sosial dan penyesuaian sosial secara serasi dan
harmonis diantara lanjut usia, lanjut usia dengan petugas, dengan pemimpin
panti serta lanjut usia, dengan keluarganya dan juga dengan masyarakat di
lingkungan panti.
m. Bimbingan kerja sama
Kegiatan ini merupakan
bagian dari bimbingan sosial yaitu untuk menciptakan rasa kepedulian sesama
klien, klien dengan petugas, dan pimpinan panti.
n. Bimbingan
mental spiritual
Kegiatan ini diberikan
kepada klien untuk memperkuat mental atau spiritual dalam melaksanakan
peribadatan.
o. Bimbingan
ekonomi produksi
Kegiatan ini merupakan
menunjang dari bimbingan ketrampilan dalam pengisian waktu luang klien menanbah
penghasilan.
p. Pembinaan
pegawai
Merupakan kegiatan
untuk pengembangan kemampuan karier pegawai atau petugas dalam panti.
q. Pemeliharaan
Untuk menjaga
kestabilan dan perawatan sarana dan prasarana panti
r.
Effisiensi keuangan
Untuk menjaga
kesetabilan uang panti
s. Sanitasi
lingkungan
Merupakan bentuk
kegiatan guna mengupayakan dan menciptakan keindahan, keberhasilan lingkungan
yang asri dalam lingkup panti.
III.
Data Demografi
A. Jumlah
petugas yang di tempatkan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di
Tulungagung ada 23 orang terdiri dari :
1. PNS
:
21 orang
2. Tenaga
Honorer (kontrak) : 2 orang
Dengan susunan :
a. Kepala
Seksi : 1 orang
b. Staf
Panti : 15 rang
c. Juru
Masak : 2 orang
d. SAT-POL-PP : 2 orang
e. Pembimbing
: 1 orang
f. Pesuruh : 1 orang
g. Tukang
kebun : 1 orang
B. Luas
tanah dan bangunan
1. Luas
tanah (m²)/ Status : 7.656 m2/ Hak Pakai
2. Luas
bangunan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung
a. Total
:
2.083,85 m²
b. Kantor
: 78 m²
c. Ruang
aula : 320,85 m²
d. Ruang
ibadah : 49 m²
e. Wisma
: 1.476 m²
f. Dapur
: 104 m²
g. Rumah
dinas : 56 m²
Prasarana Lainnya
a. Komplek : P. Jend. Sudirman
GG. V No. 43
b. Pagar : Tembok
Keliling
c. Listrik : 5 Buah Meter
Kontrol
d. Sarana
Air : PDAM dan
Sanyo
g.
Kendaraan Roda 2 : 3
Buah
3.
Jumlah lansia : 80 orang
a. Laki-laki : 32 orang
b. Perempuan : 48 orang
VI.
Data Subsistem
A.
Lingkungan fisik
1. Sarana
perumahan
a.
Kontruksi : Permanen
b.
Luas :
144 m²
c.
Lantai :
ubin
d.
Penerangan : Lampu
e.
Pencahayaan : Baik
f.
Jenis ruangan :
Petak
g.
Atap Rumah :
Genteng
h.
Dinding : Tembok
i.
Kebersihan Lantai :
Baik
j.
Ventilasi : >15% luas lantai
k.
Pengaturan penataan perabot : Baik
l.
Kelengkapan alat rumah tangga : Tidak Lengkap
2.
Sanitasi
a. Penyediaan
air bersih (MCK) : Sumur
b. Penyediaan
air minum : Beli (aqua) galon dan air masak dari
dapur
c. Pengelolaan
jamban : Bersama
d. Jenis
Jamban : Leher angsa
e. Jarak
dengan sumber air : < 10 meter
f. Sarana
pembuangan air limbah : ada
g. Petugas
sampah : Dikelola dinas
h. Polusi
udara :
tidak ada
3. Fasilitas
a.
Peternakan :
Tidak ada
b.
Perikanan : Ada, Jenis: kolam ikan
c.
Sarana Olah Raga : Ada, senam 3x dalam seminggu
d.
Taman :
Ada
e.
Ruang Pertemuan : Ada
f.
Sarana Hiburan : televisi
4. Keamanan,
Transportasi, dan Komunikasi
a.
Keamanan
Keamanan
panti aman , terdapat petugas jaga yaitu satpol PP 24 jam dengan 2 shift, di sekiling wisma terdapat
tiang pegangan untuk berpegangan lansia saat jalan, di setiap pintu terdapat
keset, lantai yang terbuat dari ubin yang tidak licin.
b.
Komunikasi
1)
Sarana komunikasi : Telepon
2)
Jenis komunikasi yang digunakan dalam
panti
:dengan
menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia
3)
Cara penyebaran informasi :Langsung
(dari mulut ke mulut )
5. Sistem
Pendanaan Panti
Dikelola
oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
6. Ekonomi
a.
Status Pekerjaan Anggota Kelompok Lansia
Seluruh
lansia di wisma Krisan tidak bekerja.
b. Tingkat
Pendapatan Anggota Kelompok
Kelompok
lasia di wisma Krisan mendapatkan pendapatan dari keluarga yang berkunjung dan
penjualan hasil dari kerajinan tangan.
c.
Sarana Ekonomi Yang Tersedia di
Masyarakat ( pasar, toko, warung) : terdapat warung dan pertokoan yang jaraknya
hanya 100 meter dari UPT pelayanan Sosial Lanjut Usia.
7.
Rekreasi
a. Sarana
rekreasi yang tersedia :
Televisi,
radio, ketrampilan tangan
b. Kebiasaan
rekreasi / pola pemanfaatan waktu luang :
Nonton
televisi, keterampilan tangan dan bersantai
BAB
III
HASIL
PENGKAJIAN WISMA KRISAN
I.
Kegiatan Harian Kelompok
Tabel 3.1 Kegiatan
Harian Kelompok di Wisma Krisan
No
|
Hari/Tanggal
|
Kegiatan
|
1
|
Senin, 23 Desember 2013
|
·
Pembukaan
·
Orientasi
·
Perkenalan
|
2
|
Selasa, 24 Desember 2013
|
·
Bersih-bersih
·
TTV
·
Memandikan pasien
·
Komunikasi terapeutik
|
3
|
Rabu, 25 Desember 2013
|
·
Senam lansia
·
Bersih-bersih
·
Pemeriksaan Kesehatan
·
Pengkajian
·
Komunikasi terapeutik
|
4
|
Kamis, 26 Desember 2013
|
·
Bersih-bersih
·
TTV
·
Komunikasi terapeutik
|
5
|
Jumat, 27 Desember 2013
|
·
Senam lansia
·
Bersih-bersih
·
Komunikasi terapeutik
|
6
|
Sabtu, 28 Desember 2013
|
·
Bersih-bersih
·
Komunikasi terapeutik
|
7
|
Senin, 30 Desember 2013
|
·
Senam lansia
·
Bersih-bersih
·
Memandikan pasien
·
Komunikasi terapeutik
|
8
|
Selasa, 31 Desember 2013
|
·
Bersih-bersih
·
Mengikuti kegiatan kerajinan
tangan
·
Penyuluhan “Hepatitis”
·
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
·
Komunikasi terapeutik
|
II.
Data Status Kesehatan Usia Lanjut di
Wisma Krisan
Tabel
3.2 Riwayat Penyakit Yang Diderita Lansia di Wisma Krisan
NO
|
NAMA
|
UMUR (TAHUN)
|
RIWAYAT
PENYAKIT
|
1
|
Ny. Sudarmi
|
66
|
Artritis
|
2
|
Tn. Sumaji
|
73
|
CVA
|
3
|
Ny. Suti
|
73
|
Paralise
|
4
|
Ny. Wiji
|
87
|
Hipertensi
|
5
|
Ny.Koirah
|
70
|
Scizofrenia
|
6
|
Ny.Masriah
|
68
|
CVA
|
7
|
Ny. Mariyam
|
82
|
Katarak
|
8
|
Tn. Demun
|
73
|
Tuli
|
9
|
Ny.Ginah
|
83
|
Dislokasi
|
10
|
Ny.Jebrak
|
72
|
Hipertensi
|
11
|
Ny.Mini
|
77
|
Halusinasi
|
12
|
Ny. Erni
Indrawati
|
66
|
Paralise
|
13
|
Ny. Aisyah
|
82
|
Hipertensi
|
Gambar
3.1
Analisa
data : dari data diatas di dapat lansia di Wisma Krisan mempunyai riwayat Hipertensi
31%, Paralise 42%, CVA 7%, Katarak 7%, scizofrenia 8%, dislokasi 8%, tuli 8%,
dan Artritis 8%.
Tabel.3.3
Berat badan, Status gizi dan Tekanan darah lansia di wisma Krisan
NO
|
NAMA
|
UMUR (TAHUN)
|
BB ( KG)
|
STATUS GIZI
|
TEKANAN DARAH
|
1
|
Ny. Sudarmi
|
66
|
46
|
Baik
|
100/90 mmHg
|
2
|
Tn. Sumaji
|
73
|
35
|
Baik
|
120/80 mmHg
|
3
|
Ny. Suti
|
73
|
52
|
Baik
|
130/80 mmHg
|
4
|
Ny. Wiji
|
87
|
45
|
Baik
|
140/100 mmHg
|
5
|
Ny.Koirah
|
70
|
65
|
Baik
|
140/80 mmHg
|
6
|
Ny.Masriah
|
68
|
42
|
Baik
|
140/80 mmHg
|
7
|
Ny. Mariyam
|
82
|
65
|
Baik
|
160/90 mmHg
|
8
|
Tn. Demun
|
73
|
79
|
Baik
|
140/80 mmHg
|
9
|
Ny.Ginah
|
83
|
45
|
Baik
|
140/70 mmHg
|
10
|
Ny.Jebrak
|
72
|
56
|
Baik
|
150/90 mmHg
|
11
|
Ny.Mini
|
77
|
38
|
Baik
|
130/80 mmHg
|
12
|
Ny. Erni
Indrawati
|
66
|
64
|
Baik
|
150/80 mmHg
|
13
|
Ny. Aisyah
|
82
|
54
|
Baik
|
150/80 mmHg
|
Tabel
3.4 Tingkat Kemandirian Lansia di wisma Krisan
No
|
Kebersihan Diri
|
Jumlah
|
1
|
Mandiri
|
1
|
2
|
Memerlukan bantuan
|
12
|
Gambar
3.2
Analisa
data : dari data di atas lansia di wisma krisan 76% memerlukan bantuan dan 24%
mampu sendiri ( mandiri ).
Tabel
3.5 Perilaku Hidup Sehat di Wisma Krisan
Perilaku hidup sehat
|
Jumlah
|
Kopi
|
5
|
Suka manis
|
5
|
Suka asin
|
2
|
Merokok
|
1
|
Gambar
3.3
Analisa
Data : dari data di atas di dapat lansia di wisma krisan ada yang merokok 8%, minum kopi 39%, suka manis 38%, dan suka asin
15%.
III.
Hambatan
a. Sebagian
besar penghuni wisma krisan selalu menggunakan bahasa jawa sehingga mahasiswa
dari luar daerah kesulitan berkomunikasi.
b. Masih
banyak lansia di Wisma Krisan yang acuh terhadap kegiatan yang dilakukan
mahasiswa.
c. Lansia
yang masih tidak menghiraukan tentang kebersihan diri.
IV.
Solusi
a. Pendidikan
tentang kebersihan diri dan lingkungan terutama
kamar mandi dan kamar tidur.
b. Diadakan
jadwal piket yang dipantau oleh langsung petugas panti.
c. Memaksimalkan
kinerja dan tugas bagi para petugas panti.
d. Menanamkan
sikap dan perilaku bagi para penghuni panti untuk disiplin dalam menjalankan
tugas.
e. Menciptakan
rasa kepemilikan bagi para penghuni wisma terutama wisma dan lingkungan dimana
mereka tingga.
BAB IV
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Berdasarkan
dari hasil pengamatan kami bahwa UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar sudah
menunjukkan pelayanan dengan baik tapi ada sebagian pelayanan yang harus
ditingkatkan demi tercapainya visi dan misi UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Blitar.
Sedangkan
secara khusus di Wisma Krisan para penghuni masih banyak yang kooperatif
sehingga bisa dibimbing untuk lebih mandiri.
II.
Saran
A.
Bagi Wisma Krisan
1. Diharapkan
ada pegangan di kamar mandi
2. Diharapkan
tetap
dijaga kebersihan di wisma krisan
B. Bagi
Panti
1. Diharapkan
ada tenaga medis dan ahli gizi
2. Diharapkan
ada jalur evakuasi bila ada bencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar