Jumat, 24 Januari 2014

Laporan Keperawatan Gerontik Di Ruang Krisa Panti Wherda Tulung Agung




BAB I
PENDAHULUAN

I.              Latar Belakang
Pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup bangsa Indonesia.
Adat budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan, lansia merupakan figur yang dihormati dan merupakan sumber daya yang bernilai tentang pengetahuan dan pengalaman hidup serta kearifan yang dimiliki masih dapat dimanfaatkan. Lansia pada umumnya saat ini mengalami keluhan penyakit degeneratif yang juga merupakan salah satu indikator berhasil atau tidaknya pembangunan nasional itu sendiri.
Saat ini diseluruh dunia jumlah lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Dinegara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari. Pada tahun 1985 dan diperkirakan 50 % dari penduduk berusia diatas 50 tahun sehingga istilah “baby bom” pada masa lalu berganti menjadi ledakan penduduk lanjut usia.
Menurut Boedhi Darmojo, disebutkan bahwa orang lanjut usia (lebih 55 tahun), di Indonesia tahun 2000 sebanyak 22,2 juta atau sebanyak 10 % dari total penduduk dan diperkirakan jumlah tersebut meningkat pada tahun 2020 menjadi 29,12 juta atau 11,0 %. Peningkatan tersebut berkaitan dengan meningkatnya umur harapan hidup dari 65 – 70 tahun pada 2000 menjadi 70 – 75 pada tahun 2020.
Meningkatnya umur harapan hidup tersebut akan terwujud bila :
a)      Pelayanan kesehatan efektif
b)      Angka kematian bayi menurun
c)      Adanya perbaikan gizi dan sanitasi serta
d)     Meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi
Berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan meningkatnya umur harapan hidup akan memberikan dampak meningkatnya masalah kesehatan terutama yang berkaitan dengan proses degeneratif. Keadaan ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara mandiri.
Peran perawat dalam meminimalkan dan mengantisipasi masalah kesehatan pada lansia adalah dengan memberikan asuhan keperawaatan pada lansia baik dalam keadaan sehat maupun sakit pada tingkat individu maupun kelompok. Fokus asuhan keperawatan lansia adalah melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan mengoptimalkan fungsi fisik dan mental.
Kegiatan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung merupakan salah satu sasaran pelayanan keperawatan yang komprehensif pada lansia dari individu maupun kelompok. Berkaitan dengan kondisi diatas kami mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nusantara PGRI Kediri Angkatan IX tahun ajaran 2013/2014 yang bertugas di wisma Dahlia dalam rangka praktik klinik Keperawatan Gerontik ingin menerapkan konsep asuhan keperawatan gerontik secara langsung di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung.
II.           Tujuan
a.       Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan gerontik pada tingkat sasaran individu, dengan pemenuhan  kebutuhan dasar sebagai fokus utama.
b.      Tujuan Khusus
1.      Mengidentifikasi profil panti meliputi : data umum, data inti, data demografi dan data sub sistem.
2.      Mahasiswa dapat melakukan pengkajian terhadap lansia di masing-masing wisma.
3.      Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan di masing-masing wisma.
4.      Mahaiswa dapat mengidentifikasi hambatan dan solusi di masing-masing wisma.





BAB II
PROFIL PANTI

I.              Data Umum
Identitas Panti Werda
Nama Panti                    : UPT PSLU Blitar di Tulungagung
Alamat                           : Jl.P.Jend. Sudirman V/43 Tulungagung - 66212
Telepon                          : (0355) 331083
Nama Kepala Panti        : Suprianto, S.Sos. MM
Tahun berdiri                 : 1938
Kepala Seksi Bimbingan: Sunu Pantjadarmo, Aks,Msi
Dikelola oleh                   : Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur

II.           Data Inti
A.    Sejarah Berdirinya Panti
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung merupakan tempat yang melaksanakan sebagian tugas Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur dibidang penyantunan, rehabilitasi, bantuan, pengembangan dan resosialisasi. UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung didirikan pada tahun 1938 bersifat sebagai pennampung sosial (gelandangan dan pengemis, wanita tuna susila, orang terlantar) yang mana pada waktu itu bangunan belum permanen dan terbuat dari anyaman bambu.
Pada tahun 1984 sampai sekarang pelayanan lebih difokuskan lagi pada lansia terlantar, sedangkan pada tahun 1987 diadakan penataan panti dan perubahan menjadi Panti Werda Waluyo Husodo. Pada tahun 2002 dengan adanya otonomi daeran, ditindak lanjuti dengan keputusan gubernur No.51 tahun 2003 tentang fungsi dan tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur berubah lagi menjadi Unit Pelayanan Sosial (UPS) ada dibawah naungan PSTW Wlingi Blitar. Dan dengan adanya PERGUB No.119 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Unit Pelaksan Teknis Sosial Propinsi Jawa Timur. Maka pada tahun 2009 berubah lagi menjadi UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar. Dan  di Tulungagung merupakan seksi bimbingan dan pembinaan lanjut dari UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar.
Sebagai pencerminan dari UUD 1945 pasal 27 ayat 2 dan pasal 34, maka warga Negara yang sudah lanjut usia juga berhak mendapatkan pengayoman dari pemerintah yang diwujutkan melalui pelayanan lanjut usia/ jompo yang di tempatkan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung.

B.     Visi dan Misi
1.      Visi
Terwujudnya peningkatan taraf kesejahteraan dan perlindungan sosial bagi lanjut usia terlantar di panti melalui usaha bersama pemerintah dan masyarakat.
2.      Misi
a.       Mendorong dan mendukung perluasan dan peningkatan pembangunan bidang kesejahteraan sosial bagi lanjut usia.
b.      Meningkatkan taraf kesejahteraan sosial bagi lanjut usia terlantar melalui optimalisasi pemanfaatan sistem pelayanan.
c.       Pemberdayaan bagi lanjut usia terlantar melalui Orsos/LSM, dunia usaha, pemerintah dan masyarakat.
d.      Mengembangkan sistem sumber dan potensi kesejahteraan sosial secara profesional untuk kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar.

C.     Tujuan
a.       Tujuan Umum
Terpenuhinya kebutuhan hidup bagi lanjut usia terlantar seperti kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial dengan baik, sehingga mereka dapat menikmati hari tua dengan diliputi rasa ketentraman lahir dan batin.
b.      Tujuan Khusus
1.      Terjaminnya suatu perlindungan sosial bagi lanjut usia terlantar.
2.      Terjaminnya pemenuhan kebutuhan hidup bagi lanjut usia terlantar.
3.      Meningkatkan aksesitabilitas bagi lanjut usia terlantar terhadap pelayanan sosial.
4.      Meningkatkan kualitas dan kuantitas suatu profesionalitas pelayanan sosial dan perlindungan sosial bagi lanjut usia terlantar.
5.      Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memberikan pelayanan sosial bagi lanjut usia terlantar.
6.      Meningkatkan kesadaran sosial individu, keluarga dan masyarakat dalam rangka mencegah dan menghindari permasalahan yang dihadapi lanjut usia terlantar.



D.    Fungsi
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar sebagai keluarga pengganti yang memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada para lanjut usia yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.      Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia, meliputi :
a.       Pemenuhan kebutuhan hidup sandang, pangan dan papan.
b.      Pemeliharaan kesehatan
c.       Pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengisian waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat termasuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat termasuk kegiatan-kegiatan yang bersifat rekreatif.
2.      Sebagai pusat informasi kesejahteraan sosial khususnya dibidang kesejahteraan sosial lanjut usia yang menyangkut :
a.       Data-data yang berhubungan dengan pembinaan kesejahteraan sosial lanjut usia.
b.      Informasi tentang upaya-upaya dibidang kesejahteraan sosial lanjut usia.
3.      Sebagai pusat pengembangan UKS meliputi ;
a.       Sarana pembinaan kesejahteraan sosial yang berdaya guna dan berhasil guna bagi para lanjut usia yang disantun dalam UPT Pelayanan Sosial lanjut Usia Blitar di Tulungagung.
b.      Sarana pembinaan dalam menciptakan suasana hubungan yang serasi, baik antara lanjut usia yang disantun di panti maupun dengan para petugas panti serta dengan masyarakat di lingkungannya.
c.       Sarana pemberian bimbingan ketrampilan kepada lanjut usia yang berkemampuan dan berkemauan sesuai dengan kondisi lanjut usia untuk meningkatkan kemampuan di bidang ketrampilan lanjut usia yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung.

E.     Sasaran
Sasaran dari pembinaan kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar melalui UPT Pelayanan Sosial lanjut Usia Blitar adalah sebagai berikut:
1.      Lanjut usia ( terutama yang berusia 60 tahun ke atas ) terdiri dari :
a.       Lanjut usia yang nyata-nyata terlantar baik karena tidak ada atau tidak diketahui keluarga maupun masyarakat nyata-nyata tidak diurus sebagai layaknya.
b.      Lanjut usia yang karena sesuatu sebab terutama mereka yang tidak mau hidup di lingkungan keluarganya.
2.      Keluarga, terutama bagi keularga yang karena sesuatu sebab tidak dapat merawat orang tua yang telah lanjut usia, sehingga terpaksa mereka mereka merelakan orang tuanya untuk disantunkan di panti werdha.
3.      Masyarakat, terutama yang mau dan mampu untuk berpartisipasi di dalam pembinaan kesejahteraan sosial lanjut usia.

F.      Cara Pencapaian Sasaran
Didasarkan pada tiga faktor kunci keberhasilan sebagai langkah yang diperlukan untuk memperlancar pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Tiga faktor tersebut adalah sebagai berikut ;
1.      Kebijaksanaan
Ada 4 kebijaksanaan yang dituangkan dalam rencana strategi UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar yang dijadikan pedoman dasar pelaksanaan program dan kegiatan pelayanan di panti yaitu :
a.       Penajaman sasaran program
b.      Pemecahan masalah
c.       Pengembangan sumber daya manusia
d.      Optimalisasi sasaran pelayanan
2.      Program
Untuk mencapai sasaran diperlukan program yang tepat, dan bersifat komperhensif sebagai langkah untuk menyusun dan melaksanakan kegiatan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar.
a.       Pendekatan awal dan penerimaan
Terbagi dalam 7 kegiatan
b.      Bimbingan fisik
Terbagi dalam 4 kegiatan
c.       Bimbingan Sosial
Terbagi dalam 1 kegiatan
d.      Bimbingan Mental
Terbagi dalam 1 kegiatan
e.       Bimbingan keterampilan
Terbagi dalam 1 kegiatan
f.       Optimalisasi sarana pelayanan
Terbagi dalam 4 kegiatan
3.        Sebagaimana yang digambarkan dalam program diatas dalam sasaran yang telah ditetapkan maka diperlukan 19 jenis kegiatan pelayanan di UPT Peleyanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung.

a.       Orientasi dan konsultasi
b.      Identifikasi
Untuk memperoleh gambaran yang obyektif tentang kedaan calon klien yang ingin masuk panti.
c.       Motivasi
Untuk memberikan gambaran atau penjelasan singkat mengenai kondisi panti dengan berbagai bentuk pelayanan yang diberikan di panti.
d.      Seleksi
Untuk menentukan klien yang bisa diterima sesuai dengan kriteria persyaratan yang telah ditetapkan.
e.       Registrasi
Untuk memberikan kepastian dan keabsahan dari calon klien yang menjadi warga binaan panti.
f.     Penelaah dan pengungkapan masalah
Untuk memperoleh secara detail lengkap permasalahan yang disandang oleh klien.
g.      Penempatan klien
Kegiatan ini dilaksanakan setelah klien lengkap memberikan biodata dan permasalahannya.
h.      Pelayanan kesehatan
Dilaksanakan pemeriksaan secara rutin bekerja sama dengan Puskesmas Sembung dan Dinas Kesehatan satu bulan sekali, dan memberikan obat-obatan ringan dikala membutuhkan.
i.        Pemberian makanan bergizi
Merupakan salah satu jenis pelayanan yang harus diberikan  karena merupakan kebutuhan pokok manusia selain sandang dan papan.
j.        Pengasramaan
Merupakan pemberian pelayanan sarana rasa aman dan tentram kepada klien.
k.      Pemberian pakaian
Merupakan perlengkapan dalam memberikan pelayanan terhadap klien dalam memenuhi kebutuhan pokok.
l.        Bimbingan relasi sosial
Kegiatan ini merupakan pelayanan sosial berupa bimbingan sosial yang harus diberikan kepada klien untuk menciptakan hubungan sosial dan penyesuaian sosial secara serasi dan harmonis diantara lanjut usia, lanjut usia dengan petugas, dengan pemimpin panti serta lanjut usia, dengan keluarganya dan juga dengan masyarakat di lingkungan panti.

m.    Bimbingan kerja sama
Kegiatan ini merupakan bagian dari bimbingan sosial yaitu untuk menciptakan rasa kepedulian sesama klien, klien dengan petugas, dan pimpinan panti.
n.      Bimbingan mental spiritual
Kegiatan ini diberikan kepada klien untuk memperkuat mental atau spiritual dalam melaksanakan peribadatan.
o.      Bimbingan ekonomi produksi
Kegiatan ini merupakan menunjang dari bimbingan ketrampilan dalam pengisian waktu luang klien menanbah penghasilan.
p.      Pembinaan pegawai
Merupakan kegiatan untuk pengembangan kemampuan karier pegawai atau petugas dalam panti.
q.      Pemeliharaan
Untuk menjaga kestabilan dan perawatan sarana dan prasarana panti
r.        Effisiensi keuangan
Untuk menjaga kesetabilan uang panti
s.       Sanitasi lingkungan
Merupakan bentuk kegiatan guna mengupayakan dan menciptakan keindahan, keberhasilan lingkungan yang asri dalam lingkup panti.

III.        Data Demografi
A.    Jumlah petugas yang di tempatkan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung ada 23 orang terdiri dari :
1.      PNS                                         : 21 orang
2.      Tenaga Honorer (kontrak)       : 2 orang
Dengan susunan :
a.       Kepala Seksi                     : 1 orang
b.      Staf Panti                         : 15 rang
c.       Juru Masak                       : 2 orang
d.      SAT-POL-PP                   : 2 orang
e.       Pembimbing                     : 1 orang
f.       Pesuruh                             : 1 orang
g.      Tukang kebun                   : 1 orang





B.     Luas tanah dan bangunan
1.      Luas tanah (m²)/ Status             : 7.656 m2/ Hak Pakai
2.      Luas bangunan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar di Tulungagung
a.       Total                                    : 2.083,85 m²
b.      Kantor                                 : 78 m²
c.       Ruang aula                          : 320,85 m²
d.      Ruang ibadah                      : 49 m²
e.       Wisma                                 : 1.476 m²
f.       Dapur                                  : 104 m²
g.      Rumah dinas                       : 56 m²
Prasarana Lainnya                     
a.       Komplek                             : P. Jend. Sudirman GG. V No. 43
b.      Pagar                                   : Tembok Keliling
c.       Listrik                                 : 5 Buah Meter Kontrol
d.      Sarana Air                           : PDAM dan Sanyo
 g.    Kendaraan Roda 2             : 3 Buah
3.    Jumlah lansia : 80 orang
a.       Laki-laki      : 32 orang
b.      Perempuan  : 48 orang

VI.        Data Subsistem
A.    Lingkungan fisik
1.      Sarana perumahan
a.         Kontruksi                                     : Permanen
b.         Luas                                              : 144 m²
c.         Lantai                                           : ubin
d.        Penerangan                                   : Lampu
e.         Pencahayaan                                 : Baik
f.          Jenis ruangan                                : Petak
g.         Atap Rumah                                 : Genteng
h.         Dinding                                        : Tembok
i.           Kebersihan Lantai                        : Baik
j.           Ventilasi                                       : >15% luas lantai
k.         Pengaturan penataan perabot       : Baik
l.           Kelengkapan alat rumah tangga   : Tidak Lengkap


2.      Sanitasi
a.       Penyediaan air bersih (MCK)         : Sumur
b.      Penyediaan air minum                    : Beli (aqua) galon dan air masak dari dapur
c.       Pengelolaan jamban                        : Bersama
d.      Jenis Jamban                                   : Leher angsa
e.       Jarak dengan sumber air                 : < 10 meter
f.       Sarana pembuangan air limbah       : ada
g.      Petugas sampah                              : Dikelola dinas
h.      Polusi udara                                    :  tidak ada
3.      Fasilitas
a.         Peternakan                          : Tidak ada
b.        Perikanan                            : Ada, Jenis: kolam ikan
c.         Sarana Olah Raga               : Ada, senam 3x dalam seminggu
d.        Taman                                 : Ada
e.         Ruang Pertemuan               : Ada
f.         Sarana Hiburan                   : televisi
4.      Keamanan, Transportasi, dan Komunikasi
a.         Keamanan
Keamanan panti aman , terdapat petugas jaga yaitu satpol PP 24 jam dengan 2 shift, di sekiling wisma terdapat tiang pegangan untuk berpegangan lansia saat jalan, di setiap pintu terdapat keset, lantai yang terbuat dari ubin yang tidak licin.
b.        Komunikasi
1)      Sarana komunikasi          : Telepon
2)      Jenis komunikasi yang digunakan dalam panti  :dengan menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia
3)      Cara penyebaran informasi :Langsung (dari mulut ke mulut )
5.      Sistem Pendanaan Panti
Dikelola oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
6.      Ekonomi
a.         Status Pekerjaan Anggota Kelompok Lansia
Seluruh lansia di wisma Krisan tidak bekerja.
b.      Tingkat Pendapatan Anggota Kelompok
Kelompok lasia di wisma Krisan mendapatkan pendapatan dari keluarga yang berkunjung dan penjualan hasil dari kerajinan tangan.
c.       Sarana Ekonomi Yang Tersedia di Masyarakat ( pasar, toko, warung) : terdapat warung dan pertokoan yang jaraknya hanya 100 meter dari UPT pelayanan Sosial Lanjut Usia.
7.      Rekreasi
a.       Sarana rekreasi yang tersedia :
Televisi, radio, ketrampilan tangan
b.      Kebiasaan rekreasi / pola pemanfaatan waktu luang :
Nonton televisi, keterampilan tangan dan bersantai








                                                                                      












BAB III
HASIL PENGKAJIAN WISMA KRISAN

I.                   Kegiatan Harian  Kelompok

Tabel 3.1 Kegiatan Harian  Kelompok di Wisma Krisan
No
Hari/Tanggal
Kegiatan
1
Senin, 23 Desember 2013
·         Pembukaan
·         Orientasi
·         Perkenalan
2
Selasa, 24 Desember 2013
·         Bersih-bersih
·         TTV
·         Memandikan pasien
·         Komunikasi terapeutik
3
Rabu, 25 Desember 2013
·         Senam lansia
·         Bersih-bersih
·         Pemeriksaan Kesehatan
·         Pengkajian
·         Komunikasi terapeutik
4
Kamis, 26 Desember 2013
·         Bersih-bersih
·         TTV
·         Komunikasi terapeutik
5
Jumat, 27 Desember 2013
·         Senam lansia
·         Bersih-bersih
·         Komunikasi terapeutik
6
Sabtu, 28 Desember 2013
·         Bersih-bersih
·         Komunikasi terapeutik
7
Senin, 30 Desember 2013
·         Senam lansia
·         Bersih-bersih
·         Memandikan pasien
·         Komunikasi terapeutik
8
Selasa, 31 Desember 2013
·         Bersih-bersih
·         Mengikuti kegiatan kerajinan tangan
·         Penyuluhan “Hepatitis”
·         Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
·         Komunikasi terapeutik


II.                Data Status Kesehatan Usia Lanjut di Wisma Krisan

Tabel 3.2 Riwayat Penyakit Yang Diderita Lansia di Wisma Krisan

NO

NAMA

UMUR (TAHUN)

RIWAYAT PENYAKIT
1
Ny. Sudarmi
66
Artritis
2
Tn. Sumaji
73
CVA
3
Ny. Suti
73
Paralise
4
Ny. Wiji
87
Hipertensi
5
Ny.Koirah
70
Scizofrenia
6
Ny.Masriah
68
CVA
7
Ny. Mariyam
82
Katarak
8
Tn. Demun
73
Tuli
9
Ny.Ginah
83
Dislokasi
10
Ny.Jebrak
72
Hipertensi
11
Ny.Mini
77
Halusinasi
12
Ny. Erni Indrawati
66
Paralise
13
Ny. Aisyah
82
Hipertensi

Gambar 3.1
Analisa data : dari data diatas di dapat lansia di Wisma Krisan mempunyai riwayat Hipertensi 31%, Paralise 42%, CVA 7%, Katarak 7%, scizofrenia 8%, dislokasi 8%, tuli 8%, dan Artritis 8%.
Tabel.3.3 Berat badan, Status gizi dan Tekanan darah lansia di wisma Krisan

NO

NAMA

UMUR (TAHUN)

BB ( KG)

STATUS GIZI

TEKANAN DARAH
1
Ny. Sudarmi
66
46
Baik
100/90 mmHg
2
Tn. Sumaji
73
35
Baik
120/80 mmHg
3
Ny. Suti
73
52
Baik
130/80 mmHg
4
Ny. Wiji
87
45
Baik
140/100 mmHg
5
Ny.Koirah
70
65
Baik
140/80 mmHg
6
Ny.Masriah
68
42
Baik
140/80 mmHg
7
Ny. Mariyam
82
65
Baik
160/90 mmHg
8
Tn. Demun
73
79
Baik
140/80 mmHg
9
Ny.Ginah
83
45
Baik
140/70 mmHg
10
Ny.Jebrak
72
56
Baik
150/90 mmHg
11
Ny.Mini
77
38
Baik
130/80 mmHg
12
Ny. Erni Indrawati
66
64
Baik
150/80 mmHg
13
Ny. Aisyah
82
54
Baik
150/80 mmHg




Tabel 3.4 Tingkat Kemandirian Lansia di wisma Krisan
No
Kebersihan Diri
Jumlah
1
Mandiri
1
2
Memerlukan bantuan
12


Gambar 3.2
Analisa data : dari data di atas lansia di wisma krisan 76% memerlukan bantuan dan 24% mampu sendiri ( mandiri ).
Tabel 3.5 Perilaku Hidup Sehat di Wisma Krisan
Perilaku hidup sehat
Jumlah
Kopi
5
Suka manis
5
Suka asin
2
Merokok
1

Gambar 3.3
Analisa Data : dari data di atas di dapat lansia di wisma krisan ada yang merokok 8%,  minum kopi 39%, suka manis 38%, dan suka asin 15%.
III.             Hambatan
a.       Sebagian besar penghuni wisma krisan selalu menggunakan bahasa jawa sehingga mahasiswa dari luar daerah kesulitan berkomunikasi.
b.      Masih banyak lansia di Wisma Krisan yang acuh terhadap kegiatan yang dilakukan mahasiswa.
c.       Lansia yang masih tidak menghiraukan tentang kebersihan diri.

IV.             Solusi
a.       Pendidikan tentang kebersihan diri dan lingkungan terutama  kamar mandi dan kamar tidur.
b.      Diadakan jadwal piket yang dipantau oleh langsung petugas panti.
c.       Memaksimalkan kinerja dan tugas bagi para petugas panti.
d.      Menanamkan sikap dan perilaku bagi para penghuni panti untuk disiplin dalam menjalankan tugas.
e.       Menciptakan rasa kepemilikan bagi para penghuni wisma terutama wisma dan lingkungan dimana mereka tingga.



BAB IV
PENUTUP

I.                   Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan kami bahwa UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar sudah menunjukkan pelayanan dengan baik tapi ada sebagian pelayanan yang harus ditingkatkan demi tercapainya visi dan misi UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Blitar.
Sedangkan secara khusus di Wisma Krisan para penghuni masih banyak yang kooperatif sehingga bisa dibimbing untuk lebih mandiri.
II.                Saran
A.    Bagi Wisma Krisan
1.      Diharapkan ada pegangan di kamar mandi
2.      Diharapkan tetap dijaga kebersihan di wisma krisan
B.     Bagi Panti
1.      Diharapkan ada tenaga medis dan ahli gizi
2.      Diharapkan ada jalur evakuasi bila ada bencana





Tidak ada komentar:

Posting Komentar