Menurut sumber (KPAI) ada kurang lebih 50.000
kasus kekerasan dan penelantaran anak. Penelantaran anak yaitu apabila
orang tua atau orang yang merawatnya gagal memenuhi kebutuhan dasar
anak, > 20% Mengalami kekerasan fisik 10% kekerasan seksual, 7%
kekerasan emosional termasuk didalamnya selalu dimarahi, dicemooh,
dikritik, ditolak kehadirannya dan ditolak untuk dirawat dan dipelihara.
Rata- rata ada 4 anak perhari akibat kekerasan dan penelantaran ini,
menghasilkan total 1200 anak meninggal dalam tahun 2002. Anak laki-laki
maupun anak perempuan mempunyai kemungkinan yang sama untuk menjadi
korban.
Makin muda usia anak, makin besar kemungkinan mengalami
kekerasan dan penelantaran. Anak dibawah usia , 11% semua korban
meninggal ditahun 2002, 36% yang meninggal berusia dibawah 4 tahun, yang
melakukan 44% adalah orang disekitar lingkungan anak seperti orang tua,
keluarga, teman, tetangga.
II. TANDA – TANDA ANAK YANG MENGALAMI PENELANTARAN ATAU KEKERASAN
1. Menunjukkan perubahan tingkah laku dan kemampuan belajar di sekolah
2. Tidak memeperoleh bantuan untuk mengatasi masalah fisik dan kesehatan yang menjadi perhatian orang tua
3. Memiliki ganggun belajar atau sulit berkonsentrasi yang bukan merupakan
merupakan akibat dari masalah fisik atau psikologis tertentu
4. Selalu siaga dan curiga solah – olah bersiap untuk terjadinya hal yang buruk
5. Kurang mendapatkan pengarahan orang dewasa
6. Selalu pasif, mengeluh atau menghindar
7. Datang ke sekolah / tempat aktivitas selau lebih awal dan pulang terakhir, bahkan sering tidak mau pulang kerumah
8. Orang tua dan anak jarang bersentuhan fisik dan bertatap muka
9. Mengungkapkan bahwa tidak ada seorangpun di rumah yang merawatnya
10. Tidak berpkain yang sewajarnya atau secukupnya
11. Penampilan fisiknya sering dalam keadaan kotor dan berbu
12. Meminta – minta / mencuri uang dan mkanan
13. Sering absen di sekolah
14. Mengkonsumsi alkohol dan obat terlarang
15. Tidak terpenuhinya kebutuhan perawatan medis, gigi maupun perwatan mata atau lainnya
III. TANDA – TANDA ORANG TUA YANG MELAKUKAN PENELANTARAN
1. Orang tua tak acuh pada anak
2. Menunjukan sikap apatis dan depresi
3. Tingkah laku tidak rasional dan berlebihan
4. Menuntut tingkat kemmpun fisik akademik yang tak terjangku oleh anak
5. Hanya memperlakukan anak sebagai pemenuhan kepuasan akan kebutuhan emosional untuk mendapatkan perhatian dan perawatan
6. Menganggap anak sebagai anak yang bandel, tidak berharga dan susah diatur
7. Meminta guru untuk memberikan hukuman yang berat dan menerapkan disiplin pada anak
8. Menyangkal adanya masalah pada anak baik dirumah maupun disekolah dan menyalahkan anak untuk semua masalahnya
9. Kurang memberi perhatian dan pengarahan pada anak
IV. JENIS KELALAIAN PADA ANAK
1. Physical Neglect
Melalaikan fisik merupakan mayoritas kasus penganiyaan, biasanya melibatkan orang tua yaitu tidak memenuhi kebutuhan dasar anak, misal pemenuhan makanan, pakaian dan tempat tinggal juga meliputi pengawasan tidak cukup, penolakan kepada anak yang mengarah pada pengusiran. Hal ini dapat membahayakan kesehatan fisik anak, perkembanagn dan pertumbuhan psikologis, serta dapat mengakibatkan anak kurang gizi, penyskit serius, kegagalan untuk tumbuh subur, merugikan fisik dalam wujud memotong, memukul, membakar atau luka – luka lain dalam kaitannya ketiadaan pengawasan dan seumur hidup kekaguman pada diri sendiri rendah
2. Educationl Neglect
Yaitu kelalaian orang tua untuk tidak menyekolahkan anak diusia wajib sekolah, tidak memberikan/menyediakan sarana pendidikan yang diperlukan anak, tidak mendaftarkan anak yang memerlukan bidang pendidikan khusus, membiarkan masa muda anak untuk mulai bekerja keras. Melalaikan bidang pendidikan dapat mengakibatkan anak tidak berhasil untuk memperoleh ketrampilan dasar hidup, keluar dari sekolah, menunjukkan perilku mengganggu. Hal ini merupkan ancaman serius pada umur emosional anak, kesehatan fisik, pengembangan atan pertumbuhan psikologis normal.
3. Emotionl / Psychological Neglect
Melalaikan emosional meliputi acuh atau sibuk bekerja keras dengan kehadiran anak, membiarkan seorang anak untuk menggunakan alkohol/obat terlarang, tidak memenuhi kebutuhn psokologis, meremehkan anak dan menolak kasih sayang. Berikut perilaku orang tua yang dianggap sebagai bentuk penganiayaan emosional pada anak :
1. Melalaikan
2. Penolakan ( misal menolak untuk memberikan kasih sayang )
3. Secara lisan menyerang anak ( misalnya, meremehkan, saling mengatai atau ancaman )
4. Pengasingan ( Mencegah anak untuk mempunyai kontak sosial normal dengan orang dewasa atau anak – anak lain )
5. Teror ( mengancam anak dengan hukuman keras atau menciptakan suatu iklim teror dengan merangsang masa kanak – kanak takut )
6. Merusak atau memanfaatkan ( memberi harapan pada anak untuk mulai bekerja dengan perilaku yang bersifat merusak, tidak suka bergaul atau perilaku menyimpang )
Melalaikan emosional dapat berakibat mendorong kegambaran diri anak lemah, penyalahgunaan obat/alkohol, perilaku bersifat merusak dan bahkan bunuh diri.
4. Medical Neglect
Yaitu kegagalan untuk menyediaakan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan anak ( walaupun keuangan mampu melakukannya ), menempatkan anak pada kondisi yang mengancam jiwa, atau kondisi sekarat, dan juga termasuk orang tua yang mengabaikan rekomendasi medis untuk seorang anak dengan suatu cacat atau penyakit kronis. Keadaan ini dapat berakibat kesehatan lemah dan permasalahan medis. Walaupun melalaikan medis sering dihubungkan dengan isu keuangan, disini ada suatu pembedaan antara suatu kemampuan dalam kepedulian pemberian untuk menyediakan keperlun dasar pada norma – norma budaya atau ketiadaan sumber daya keuangan dan suatu penolakan/keseganan pengetahuan untuk menyediakan pelayanan
V. SIKAP YANG HARUS DIBINA OLEH ORANG TUA TERHADAP ANAKNYA
1. Bersikap lebih peka terhadap kondisi fisik dan mental anak
2. Hubungan orang tua dan anak sehat, terbuka, penuh kasih sayang
3. Menjadi oarang tua yang penyayang dan melindungi anak-anak serta menjamin kesejahteraanya
4. Menanamkan keterbukaan pada anak untuk berbagi cerita tentang kegiatannya sehari-hari
5. Berkonsultasi dengan guru tentang pertumbuhan anak
6. Bersatu dengan para orang tua disekitar mupun dilingkungan sekolah, tetangga untuk bersiaga dalam mencegah terjadinya penelantaran anak.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA CHILD NEGLECT
I. PENGKAJIAN
1. Lakukan pengkajian fisik dengn perlakuan khusus pada manifestasi potensial / penganiyaan / pengbaian
2. Dapatkan riwayat kejadian, waspadai adanya ketidaksesuaian dalam deskripsi oleh pemberi asuhan dan observasi
3. Perhatikan urutan kejadian, termasuk waktu, trauma selang waktu antar kejadian cedera dan mulainya pengobatan
4. Wawancarai anak bila tepat, termasuk pertanyaan verbal dan informasi dari menggambar atau aktivitas bermain lainnya
5. Wawancarai orang tua, saksi mata atau orang terdekat lainnya, termasuk kutipan verbal mereka
6. Observasi interksi orang tua anak ( interaksi verbal, kontk mata sentuhan, bukti kekhawatiran orang tua )
7. Observasi atau dapatkan informsi mengenai nama, usia dan kondisi anak-nak lain dalam rumah yang sama ( bila mungkin )
8. Lakukan tes perkembangan
9. Bantu dengan prosedur diagnostik dan tes misalnya radiologi, pengumpulan spesimen untuk pemeriksaan.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dx1 : Risiko trauma b.d Kegiatan dilingkingan rumah dan klien mudah tersinggung
Dx2 : Cemas b.d substans abuse
Dx3 : Harga diri rendah situasional b.d Kurang pengakuan atau penghargaan
III. INTERVENSI
Dx I : Risiko Trauma b.d Kegiatan dilingkungan rumah dan klien mudah tersinggung
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien diharapkan mampu, dengan kriteria hasil sbb
NOC : Risk Control
- Menggunakan strategi kontrol resiko bila diperlukan
- Mengetahui faktor resiko
- Menunujukkan perubahan status kesehatan
NIC : Environment Risk Control
- Identifikasi kebutuhan pengamanan pasien,meliputi fisik, kebiasaan, dan fungsi kognitif
- Identifikasi bahaya lingkungan
- Hilangkan risiko bahaya dilingkungan bila memungkinkan
- Gunakan alat pelindung untuk menghindari situasi bahaya
- Identifikasi perubahan status keamanan
- Berikan nomor darurat yang bisa dihubungi (polisi, rumah sakit,dll)
Dx II : Cemas b.d Substans abuse
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat kecemasan klien turun dengan kriteria hasil sbb
NOC : Kontrol Cemas
- Menyingkirkan tanda kecemasan
- Menurunkn stimulasi lingkungan ketika cemas
- Merencanakan dan menggunakan strategi koping
- Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan
- Melaporkan penurunan durasi dari episode cemas
- Melaporkan tidak adanya gangguan persepsi sensori
- Tidak ada manifestasi klinik perilaku kecemasan
NIC : Penurunan cemas
- Tenangkan klien
- Berusaha memahami keadaan klien
- Gunakan pendekatan dan sentuhan, verbalissi untuk meyakinkan pasien tidak sendiri dan mengajukan pertanyaaan
- Temani pasien untuk mendukung keamanan dan menurunkan rasa takut
- Sediakan aktivitas untuk menurunkan ketegangan
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menciptakan cemas
- Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
- Tentukan kemampuan klien untuk mengambil keputusan
Dx III : Harga Diri Rendah Situasional b.d Kurang pengakuan dan penghargaan
Setelah dilakukan tindakan keperawaatan diharapkan harga diri pasien meningkat dengan kriteria hasil sbb
NOC : Self Esteem
- Verbalisasi penerimaan diri
- Peneriman keterbatasan diri
- Memepertahankan kontak mata dan posisi tegak
- Menggambarkan diri
- Komunikasi terbuka
- Tingkat percaya diri
- Keseimbangan dalam berpartisipasi dan mendengarkan dalam kelompok
NIC : Self Esteem Enhancement
- Anjurkan kontak mata dalam komunikasi dengan yang lainnya
- Eksplorasi kesuksesan terakhhir yang diterima
- Anjurkan pasien untuk mengevaluasi kebisanya
- Berikan penghargaan atas peningkatan keadaan pasien
- Fasilitasi lingkungan yang akan meningkatkan harga diri
IV. EVALUASI
DxI,II dan III : Risiko trauma b.d Kegiatan lingkungan rumah dan klien mudah tersinggung
- Cemas b.d Substans abuse
- Harga diri rendah situasional b.d kurang pengakuan dan penghargaan
Skala : 1. Tidak pernah dilakukan/menunjukan
2. Jarang dilakukan/menunjukan
3. Kadang dilakukan/menunjukan
4. Sering dilakukan/menunjukan
5. Selalu dilkukan/menunjukan
Skala
Dx1 : Risiko trauma b.d kegiatan di lingkungan rumah
- Menggunakan strategi kontrol resiko bila diperlukan
- Mengetahui faktor resiko
- Menunujukkan perubahan status kesehatan
DxII : Cemas b.s substans abuse
- Menyingkirkan tanda kecemasan
- Menurunkn stimulasi lingkungan ketika cemas
- Merencanakan dan menggunakan strategi koping
- Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan
- Melaporkan penurunan durasi dari episode cemas
- Melaporkan tidak adanya gangguan persepsi sensori
- Tidak ada manifestasi klinik perilaku kecemasan
DxIII : Harga diri rendah situasional b.d kurang pengakuan dan penghargaan
- Verbalisasi penerimaan diri
- Peneriman keterbatasan diri
- Memepertahankan kontak mata dan posisi tegak
- Menggambarkan diri
- Komunikasi terbuka
- Tingkat percaya diri
- Keseimbangan dalam berpartisipasi dan mendengarkan dalam kelompok
DAFTAR PUSTAKA
http://ww.americanhumane.org/site/PageServer?pagename=nr_fct_sheetschildneglect
Harold, Karlan MD dkk.1997..Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 2 Edisi ke 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar