DETERMINAN ANTIGEN
Untuk menjadi suatu antigen, sesuatu zat harus
memiliki sejumlah sifat-sifat tertentu.
1. Sifat
asing
Hanya antigen yang bersifat asing
terhadap suatu individu akan merangsang suatu respon imun. Suatu individu dalam
keadaan normal tidak akan memberikan respons imun terhadap antigen tubuhnnya
sendiri.
Keantigenan suatu zat berkaitan
dengan derajat keasingannya. Penyuntikan sel darah merah domba atau ekstrak
jaringan ginjal tikus kepada seekor kelinci akan merangsang pembentukan
antibodi. Tetapi penyuntikan sel darah merah kelinci atau ekstrak jaringan
ginjal terhadap kelinci yang sama tidak akan merangsang pembentukan antibodi.
2. Ukuran
Keantigenan berkaitan dengan ukuran
molekulnya. Molekul yang sangat besar misalnya hemosianin (Berat Molekulnya
6,75 juta ) bersifas sangat antigenik. Biasanya suatu antigen mempunnyai berat
molekul 10.000 atau lebih.
Tergantung dari ukuran antigen dan
kemampuan merangsang pembentukan antibodi antigen-antigen dapat dibagi menjadi
:
a.
Antigen lengkap
b.
Antigen tidak lengkap/sebagian
a)
Antigen lengkap: Dapat merangsang
pembentukan antibodi dan menyebabkan reaksi khas dan dapat diamati dengan
antibodi yang terbentuk contohnya protein, polisakarida dan lain-lain.
b)
Antigen tidak lengkap (juga disebut
hapten): Hapten ialah zat-zat yang tidak dapat merangsang pembentukan antibodi
sendiri, tetapi dapat bereaksi secara khas dengan antibodi, contohnya lipid,
asam nukleat, sulfonamida, penisilin dan lain-lain.golongan ini penting dalam
klinik karena dapat terjadi sejumlah
reaksi hipersensitivitas sebagai komplikasi pemberian obat-obatan. Hapten dapat
dibagi dalam 2 jenis:
Ø Hapten
rumit
Ø Hapten
sederhana
A. Hapten
rumit
Merupakan
zat-zat yang berat molekulnya relatif tinggi dan dapat mengadakan presipitasi
dengan antibiotik yang khas misalnya antigen Wassermann (kardiolipit),
polisakarida (zat Cstreptokokus) dan asam nukleat.
B. Hapten
sederhana:
Berat
molekulnya relatif sederhana dan tidak dapat mengadakan presipitasi dengan
antibodi yang khas misalnya pikrat klorida, asam tartrat, asam para
aminobenzoat. Zat-zat semacam ini jika terkena tangan, terisap melalui
pernafasan atau disuntikan dapat membentuk senyawaan dengan protein plasma
sehingga menjadi gabungan hapten asing dan menyebabkan sensitisasi.
3. Sifat
kimiawi:
Sebagai besar antigen yang ada berupa protein dan polisakarida. Tetapi tidak
semua protein bersifat antigenik, gelatin misalnya merupakan salah satu
perkecualian. Gugus aromatik harus ada supaya bersifat antigen. Gelatin tidak
bersifat antigenik sebab tidak mempunyai gugus aromatik.
4. Kepekaan
terhadap enzim-enzim jaringan:
Hanya zat-zat yang
dimetabolisasikan dan peka terhadap enzim-enzim jaringan tdak bersifat
antigenik misalnya lateks polistiren. Asam D amino yang tidak di
metabolisasikan bi dalam tidak bersifat antigenik. Polipeptiida yang tersusun
dari asam L amino bersifat antigenik.
5. Kekhasan
antigen:
Suatu molekul antigen ada
tempat-tempat aktif pada daerah tertentu. Tempat-tempat ini disebut determinan
antigen. Bagian lainya molekul antigen bersift lembam(INERT). Pada reaksi
antigen-antibodi, molekul antigen akan bereaksi khas pada tempat detrminan dengan
gugus pasanganya pada molekul antibodi,misalnya kekhasan antigenik pada
kelompok Lancefield pada Streptoccoccus pyogenes type A tergantung pada adanya
N. Asetilglukosamin pada rantai samping
kerangka ramnosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar