Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kanji
Digunakan untuk menulis kata-kata dalam bahasa asing. Seperti nama negara
dan nama orang. Kata katakana juga dipakai untuk menekankan suatu kalimat.
Katakana
ア a イ i ウ u エ e オ o
カ ka キ ki ク ku ケ ke コ koキャ
kya キュ kyu キョ kyo
サ sa シ shi ス su セ se ソ so
シャ sha シュ shu ショ sho
タ ta チ chi ツ tsu テ te ト to
ダ da ヂ ji ヅ zu デ de ド do
チャ cha チュ chu チョ cho
ナ na ニ ni ヌ nu ネ ne ノ no
ニャ nya ニュ nyu ニョ nyo
ハ ha ヒ hi フ fu ヘ he ホ ho
ヒャ hya ヒュ hyu ヒョ hyo
マ ma ミ mi ム mu メ me モ mo
ミャ mya ミュ myu ミョ myo
ヤ ya ユ yu ヨ yo
ラ ra リ ri ル ru レ re ロ ro
リャ rya リュ ryu リョ ryo
ワ wa ヲ wo
ン n
ガ ga ギ gi グ gu ゲ ge ゴ go
ギャ gya ギュ gyu ギョ gyo
ザ za ジ ji ズ zu ゼ ze ゾ zo
ジャ ja ジュ ju ジョ jo
バ ba ビ bi ブ bu ベ be ボ bo
ビャ bya ビュ byu ビョ byo
パ pa ピ pi プ pu ペ pe ポ po
ピャ pya ピュ pyu ピョ pyo
Hiragana
Huruf hiragana adalah alphabet tradisional jepang, seperti inggris yang
mempunyai 26 alphabet roman, Hiragana merupakan daftar suku kata, yang berarti
setiap hurufnya mewakili satu suku kata atau bunyi. Yang identik dengan huruf
roman adalah huruf vokalnya (A, I, U, E, O) dan huruf N. Keenamnya dapat
ditulis dan ucapkan sesuai hurufnya masing-masing. Sedangkan huruf hiragana
lainnya mewakili bunyi dari dua huruf atau lebih. untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dibawah ini.
あ (a) い (i) う (u) え (e) お (o)か
(ka) き (ki) く(ku) け (ke) こ (ko)
きゃ (kya) きゅ (kyu) きょ (kyo)
さ (sa) し (shi) す (su) せ (se) そ (so)
しゃ (sha) しゅ (shu) しょ (sho)
た (ta) ち (chi) つ (tsu) て (te) と (to)
ちゃ (cha) ちゅ (chu) ちょ (cho)
な (na) に (ni) ぬ (nu) ね (ne) の (no)
にゃ (nya) にゅ (nyu) にょ (nyo)
は (ha) ひ (hi) ふ (fu) へ (he) ほ ho
ひゃ (hya) ひゅ (hyu) ひょ (hyo)
ま (ma) み (mi) む (mu) め (me) も (mo)
みゃ (mya) みゅ (myu) みょ (myo)
や (ya) ゆ (yu) よ (yo)
ら (ra) り (ri) る (ru) れ (re) ろ (ro)
りゃ (rya) りゅ (ryu) りょ (ryo)
わ (wa) を (wo)
ん (n)
が (ga) ぎ (gi) ぐ (gu) げ (ge) ご (go)
ぎゃ (gya) ぎゅ (gyu) ぎょ (gyo)
ざ (za) じ (ji) ず (zu) ぜ (ze) ぞ (zo)
じゃ (ja) じゅ (ju) じょ (jo)
だ (da) ぢ (ji) づ (zu) で (de) ど (do)
ぢゃ (ja) ぢゅ (ju) ぢょ (jo)
ば (ba) び (bi) ぶ (bu) べ (be) ぼ (bo)
びゃ (bya) びゅ (byu) びょ (byo)
ぱ *(pa) ぴ (pi) ぷ (pu) ぺ (pe) ぽ (po)
ぴゃ (pya) ぴゅ (pyu) ぴょ (pyo)
Kanji (漢字)
secara harfiah berarti “aksara dari Han Republik Rakyat Cina”) adalah aksara
Tionghoa yang digunakan dalam bahasa Jepang. Kanji adalah salah satu dari empat
set aksara yang digunakan dalam tulisan modern Jepang selain kana (katakana,
hiragana) dan romaji.
Kanji dulunya juga disebut mana (真名) atau
shinji (真字) untuk membedakannya dari kana.
Aksara kanji dipakai untuk melambangkan konsep atau ide (kata benda, akar kata
kerja, akar kata sifat, dan kata keterangan). Sementara itu, hiragana (zaman
dulu katakana) umumnya dipakai sebagai okurigana untuk menuliskan infleksi kata
kerja dan kata-kata yang akar katanya ditulis dengan kanji, atau kata-kata asli
bahasa Jepang. Selain itu, hiragana dipakai menulis kata-kata yang sulit
ditulis dan diingat bila ditulis dalam aksara kanji. Kecuali kata pungut,
aksara kanji dipakai untuk menulis hampir semua kosakata yang berasal dari
bahasa Tionghoa maupun bahasa Jepang.
Sejarah
Secara resmi, aksara Tionghoa pertama kali dikenal di Jepang lewat
barang-barang yang diimpor dari Tiongkok melalui Semenanjung Korea mulai abad
ke-5 Masehi. Sejak itu pula, aksara Tionghoa banyak dipakai untuk menulis di
Jepang, termasuk untuk prasasti dari batu dan barang-barang lain.
Sebelumnya di awal abad ke-3 Masehi, dua orang bernama Achiki dan Wani datang
dari Baekje di masa pemerintahan Kaisar Ōjin. Keduanya konon menjadi pengajar aksara
Tionghoa bagi putra kaisar.Wani membawa buku Analek karya Kong Hu Chu dan buku
pelajaran menulis aksara Tionghoa untuk anak-anak dengan judul Seribu Karakter
Klasik.Walaupun demikian, orang Jepang mungkin sudah mengenal aksara Tionghoa
sejak abad ke-1 Masehi. Di Kyushu ditemukan stempel emas asal tahun 57 Masehi
yang diterima sebagai hadiah dari Tiongkok untuk raja negeri Wa (Jepang).
Dokumen tertua yang ditulis di Jepang menurut perkiraan ditulis keturunan
imigran dari Tiongkok. Istana mempekerjakan keturunan imigran dari Tiongkok
bekerja di istana sebagai juru tulis. Mereka menuliskan bahasa Jepang kuno yang
disebut yamato kotoba dalam aksara Tionghoa. Selain itu, mereka juga menuliskan
berbagai peristiwa dan kejadian penting.
Sebelum aksara kanji dikenal orang Jepang, bahasa Jepang berkembang tanpa
bentuk tertulis. Pada awalnya, dokumen bahasa Jepang ditulis dalam bahasa
Tionghoa, dan dilafalkan menurut cara membaca bahasa Tionghoa. Sistem kanbun (漢文) merupakan cara penulisan bahasa Jepang menurut bahasa Tionghoa yang
dilengkapi tanda diakritik. Sewaktu dibaca, tanda diakritik membantu penutur
bahasa Jepang mengubah susunan kata-kata, menambah partikel, dan infleksi
sesuai aturan tata bahasa Jepang.
Selanjutnya berkembang sistem penulisan man’yōgana yang memakai aksara
Tionghoa untuk melambangkan bunyi bahasa Jepang. Sistem ini dipakai dalam
antologi puisi klasik Man’yōshū. Sewaktu menulis man’yōgana, aksara Tionghoa
ditulis dalam bentuk kursif agar menghemat waktu. Hasilnya adalah hiragana yang
merupakan bentuk sederhana dari man’yōgana. Hiragana menjadi sistem penulisan
yang mudah dikuasai wanita. Kesusastraan zaman Heian diwarnai karya-karya besar
sastrawan wanita yang menulis dalam hiragana. Sementara itu, katakana
diciptakan oleh biksu yang hanya mengambil sebagian kecil coretan dari sebagian
karakter kanji yang dipakai dalam man’yōgana.
Cara pengucapan
Satu aksara kanji bisa memiliki cara membaca yang berbeda-beda. Selain itu
tidak jarang, satu bunyi bisa dilambangkan oleh aksara kanji yang berbeda-beda.
Aksara kanji memiliki dua cara pengucapan, ucapan Tionghoa (on’yomi) dan ucapan
Jepang (kun’yomi).
Ucapan Tionghoa (on’yomi)
On’yomi (音読み) atau ucapan Cina adalah cara
membaca aksara kanji mengikuti cara membaca orang Cina sewaktu karakter
tersebut diperkenalkan di Jepang. Pengucapan karakter kanji menurut bunyi
bahasa Tionghoa bergantung kepada zaman ketika karakter tersebut diperkenalkan
di Jepang. Akibatnya, sebagian besar karakter kanji memiliki lebih dari satu
on’yomi. Kanji juga dikenal orang Jepang secara bertahap dan tidak langsung
dilakukan pembakuan.
On’yomi dibagi menjadi 4 jenis:
Go-on (呉音, “ucapan Wu”) adalah cara
pengucapan dari daerah Wu di bagian selatan zaman Enam Dinasti Tiongkok.
Walaupun tidak pernah ditemukan bukti-bukti, ucapan Wu diperkirakan dibawa
masuk ke Jepang melalui Semenanjung Korea dari abad ke-5 hingga abad ke-6.
Ucapan Wu diperkirakan berasal dari cara membaca literatur agama Buddha yang
diwariskan secara turun temurun sebelum diketahui cara membaca Kan-on (ucapan Han).
Semuanya cara pengucapan sebelum Kan-on digolongkan sebagai Go-on walaupun
mungkin saja berbeda zaman dan asal-usulnya bukan dari daerah Wu.
Kan-on (漢音, “ucapan Han”) adalah cara
pengucapan seperti dipelajari dari zaman Nara hingga zaman Heian oleh utusan
Jepang ke Dinasti Tang dan biksu yang belajar ke Tiongkok. Secara khusus, cara
pengucapan yang ditiru adalah cara pengucapan orang Chang’an.
Tō-on (唐音, “ucapan Tang”) adalah cara
pengucapan karakter seperti dipelajari oleh biksu Zen antara zaman Kamakura dan
zaman Muromachi yang belajar ke Dinasti Song, dan perdagangan dengan Tiongkok.
Kan’yō-on (慣用音, “ucapan populer”) adalah cara
pengucapan on’yomi yang salah (tidak ada dalam bahasa Tionghoa), tapi telah
diterima sebagai kelaziman.
Kanji Arti Go-on Kan-on Tō-on Kan’yō-on
明 terang myō (明星 myōjō) mei (明暗 meian) (min)* (明国 minkoku) —
行 pergi gyō (行列 gyōretsu) kō (行動 kōdō) (an)* (行灯 andon) —
京 ibu kota kyō (京都 Kyōto) kei (京阪 Keihan) kin (南京 Nankin) —
青 biru, hijau shō (緑青 rokushō) sei (青春 seishun) chin (青島 Chintao) -
清 murni shō (清浄 shōjō) sei (清潔 seiketsu) (shin)* (清国 Shinkoku) —
輸 mengirim (shu)* (shu)* — yu (運輸 un-yu)
眠 tidur (men)* (ben)* — min (睡眠
suimin)Ucapan Jepang (kun’yomi)
Kun’yomi (訓読み) atau ucapan Jepang adalah cara
pengucapan kata asli bahasa Jepang untuk karakter kanji yang artinya sama atau
paling mendekati. Kanji tidak diucapkan menurut pengucapan orang Cina,
melainkan menurut pengucapan orang Jepang. Bila karakter kanji dipakai untuk
menuliskan kata asli bahasa Jepang, okurigana sering perlu ditulis mengikuti
karakter tersebut.
Seperti halnya, on’yomi sebuah karakter kadang-kadang memiliki beberapa
kun’yomi yang bisa dibedakan berdasarkan konteks dan okurigana yang
mengikutinya. Beberapa karakter yang berbeda-beda sering juga memiliki kun’yomi
yang sama, namun artinya berbeda-beda. Selain itu, tidak semua karakter
memiliki kun’yomi.
Kata “kun” dalam kun’yomi berasal kata “kunko” (訓詁 ?) (pinyin:
xungu) yang berarti penafsiran kata demi kata dari bahasa kuno atau dialek
dengan bahasa modern. Aksara Tionghoa adalah aksara asing bagi orang Jepang,
sehingga kunko berarti penerjemahan aksara Tionghoa ke dalam bahasa Jepang.
Arti kanji dalam bahasa Tionghoa dicarikan padanannya dengan kosakata asli
bahasa Jepang.
Sebagai aksara asing, aksara Tionghoa tidak dapat diterjemahkan semuanya ke
dalam bahasa Jepang. Akibatnya, sebuah karakter kanji mulanya dipakai untuk
melambangkan beberapa kun’yomi. Pada masa itu, orang Jepang mulai sering
membaca tulisan bahasa Tionghoa (kanbun) dengan cara membaca bahasa Jepang.
Sebagai usaha membakukan cara membaca kanji, satu karakter ditetapkan hanya
memiliki satu cara pengucapan Jepang (kun’yomi). Pembakuan ini merupakan dasar
bagi tulisan campuran Jepang dan Tionghoa (wa-kan konkōbun) yang merupakan
cikal bakal bahasa Jepang modern.
Kokkun
Kokkun (国訓) adalah karakter kanji yang
mendapat arti baru yang sama sekali berbeda dari arti semula karakter tersebut
dalam bahasa Tionghoa, misalnya:
沖 chū, okitsu, oki (jauh di laut, lepas pantai; pinyin: chōng, membilas;
chòng, kuat)
椿 tsubaki (Kamelia; pinyin: chūn, Ailanthus)
Jūbakoyomi dan yutōyomi
Gabungan dua karakter sering tidak mengikuti cara membaca on’yomi dan kun’yomi
melainkan campuran keduanya yang disebut jūbakoyomi (重箱読み). Karakter pertama dibaca menurut on’yomi dan karakter kedua menurut
kun’yomi, misalnya
重箱 (jūbako)
音読み (on’yomi)
台所 (daidokoro)
役場 (yakuba)
試合 (shiai)
団子 (dango).
Sebaliknya dalam yutōyomi (湯桶読み), karakter
pertama dibaca menurut kun’yomi dan karakter kedua menurut on’yomi, misalnya:
湯桶 (yutō)
合図 (aizu)
雨具 (amagu)
手帳 (techō)
鶏肉 (toriniku).
Karakter buatan Jepang
Kokuji (国字 aksara nasional) atau wasei kanji (和製漢字kanji buatan Jepang) adalah
karakter kanji yang asli dibuat di Jepang dan tidak berasal dari Tiongkok.
Kokuji sering hanya memiliki cara pembacaan kun’yomi dan tidak memiliki
on’yomi, misalnya:
峠 (tōge): lintasan pegunungan
榊 (sakaki): pohon sakaki (Cleyera japonica)
畑 (hatake, hata): ladang, perkebunan
辻 (tsuji): sudut jalan, perempatan jalan
腺 (sen): kelenjar
働 (hatara(ku); on’yomi: dō) : bekerja.
Beberapa kokuji dipungut oleh bahasa Tionghoa, misalnya: 腺 (xiàn).
Daftar kanji
Pemerintah Jepang mengeluarkan daftar aksara kanji yang disebut Tōyō kanji (当用漢字表, karakter
masa kini) pada 16 November 1946 yang seluruhnya berjumlah 1.850 karakter.
Daftar ini memuat aksara kanji yang telah disederhanakan atau shinjitai (新字体, karakter
bentuk baru). Sebaliknya, aksara kanji yang belum disederhanakan disebut
kyūjitai (旧字体).
Daftar Tōyō kanji digantikan dengan daftar Jōyō kanji (常用漢字) berisi
1.945 karakter yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan Jepang pada 10 Oktober
1981. Hingga sebelum akhir Perang Dunia II, Kementerian Pendidikan sudah 4 kali
mengeluarkan daftar Jōyō kanji (1923, 1931, 1942, dan 1945).
Kementerian Pendidikan juga memiliki daftar kyōiku kanji (教育漢字, kanji
pendidikan) yang diambil dari daftar Jōyō kanji. Daftar ini berisi 1.006
karakter untuk dipelajari anak sekolah dasar di Jepang. Selain itu, pemerintah
Jepang mengeluarkan daftar jinmeiyō kanji (人名用漢字, kanji nama orang) yang dipakai
untuk menulis nama orang. Hingga 27 September 2004, daftar jinmeiyō kanji
berisi 2.928 karakter (daftar Jōyō kanji ditambah 983 kanji nama orang).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar