A.
DEFINISI
Suatu penyakit demam
akut disebabkan oleh virus yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk
apecies Aides Aegypti yang menyerang pada anak, remaja, dan dewasa yang
ditandai dengan: demam, nyeri otot dan sendi, manifestasi perdarahan dan
cenderung menimbulkan syok yang dapat menyebabkan kematian. (Hendaranto, Buku
ajar IPD, FKUI, 1997, hal 417).
B.
KLASIFIKASI
1. Derajat I
a.
Demam
disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan
b.
Uji
tourniquet (+)
c.
Trombositopenia
d.
Hemokonsentrasi
2. Derajat II
Derajat I disertai perdarahan spontan pada
kulit atau ditempat lain
3. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu
a.
Nadi
cepat dan lemah
b.
Tekanan
darah rendah (hipotensi)
c.
Gelisah
d.
Sianosis
sekitar mulut, dan ujung jari
4. Derajat IV
a.
Dengue
Shock Sindrome dengan nadi tak teraba
b.
Tekanan
darah tak dapat diukur
C.
ETIOLOGI
Virus Dengue serotipe yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes Aegypti.
D.
PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue
masuk kedalam tubuh, terjadi viremia yang ditandai dengan demam, sakit kepala,
muak nyeri otot, pegal disekitar tubuh, hiperemia di tenggorokan, suam atau
bintik-bintik merah pada kulit, selain itu kelainan dapat terjadi pada sistem
retikula endotetial, seperti pembatasan kelenjar-kelenjar getah bening, hati
dan limpa. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler ehingga cairan keluar dari
intraseluler ke ekstraseluler. Akibatnya
terjadi pengurangan volume plasma, penurunan tekanan darah, hemokosentrasi,
hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Plasma meembes sejak permulaan demam dan
mencapai puncaknya saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume
plasma dapat berkurang sampai 30% atau kurang. Bila renjatan hipopolemik yang
terjadi akibatkehilangan plasma tidak segera diatasi, maka akan terjadi
anorekma jaringan, asidosis metabolik, dan kematian. ( Pice, Sylvia A dan
Lortainne M Wilson.. 1995 )
E.
MANIFESTASI KLINIS
1.
Masa Inkubasi
Sesudah nyamuk menggigit penderita dan memasukkan
virus dengue ke dalam kulit , terdapat masa laten yang berlangsung 4 – 5 hari
diikuti oleh demam , sakit kepala dan malaise.
2.
Demam
Demam terjadi secara mendadak berlagsung selama 2
– 7 hari kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan
berlangsungnya demam , gejala- gejala klinik yang tidak spesifik misalnya ,
anoreksia , nyeri punggung , nyeri tulang dan persendian , nyeri kepala dan
rasa lemah dapat menyertainya.
3.
Perdarahan
Perdarahan
biasanya terjadi pada hari kedua dari demam dan umumnya terjadi pada kulit ,
dan dapat berupa uji turniket yang positif , mudah terjadi perdarahan pada
tempat fungsi vena , petekia dan purpura. Selain itu juga dapat
dijumpai epstaksis dan perdarahan gusi , hematomesis dan melena.
4.
Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah
teraba , meskipun pada anak yang kurang gizi hati juga sudah teraba. Bila
terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal , harus
diperhatikan kemungkinan akan terjadinya renjatan pada penderita.
5.
Renjatan ( syok )
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ketiga
sejak sakitnya penderita , dimulai dengan tanda – tanda kegagalan sirkulasi
yaitu kulit lembab , dingin pada ujung hidung , jari tangan dan jari kaki serta
cyanosis di sekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya
menunjukkan prognosis yang buruk. Nadi menjadi lembut dan cepat , kecil
bahkan sering tidak teraba. Tekanan
darah sistolik akan menurun sampai di bawah angka 80 mmHg.
6.
Gejala klinik lain
Nyeri epigastrum , muntah – muntah , diare maupun
obstipasi dan kejang – kejang. Keluhan nyeri perut yang hebat seringkali menunjukkan
akan terjadinya perdarahan gastrointestinal dan syok.
( Smeltzer,
Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002 ).
F.
PENGKAJIAN
a. Primer A,B,C,D
1)
Air way :
a)
Kaji dan pertahankan jalan napas
b) Lakukan
head tilt, chin lift jika perlu
c) Gunakan
alat bantu jalan napas
d) Jika
perlu petimbangkan untuk merujuk ke
ahli anestesi untuk dilakukan intubasi jika
tidak mampu mempertahankan jalan napas.
2)
Breathing :
a)
Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse
oximeter, pertahankan saturasi >92%
b)
Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non
re-breath mask
pertimbangkan untuk menggunakan bag-valve-mask ventilation
pertimbangkan untuk menggunakan bag-valve-mask ventilation
c)
Periksakan gas darah arteri untuk mengkaji PaO2 dan
PaCO2
d)
Kaji respiratory rate
e)
Periksa system pernapasan
f)
Cari tanda deviasi trachea, deviasi trachea merupakan
tanda tension pneumothorak.
g)
Sesak nafas
-/+
h)
Pada perkusi didapatkan suara hipersonar -/+
3)
Circulation :
a)
Biasanya sering
terjadi “circulatory collapse oleh
karena “Tenston pneumothoraks”
b)
kaji
heart rate dan rhytem
c)
catat
tekanan darah
d)
lakukan
pemeriksaan EKG
e)
lakukan
pemasangan IV akses
f)
lakukan
pemeriksaan darah vena untuk pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit.
4)
Disability :
a)
Nyeri
dada -/+
b)
Kesadaran menurun -/+
c)
Lakukan pengkajian tingkat kesadaran dengan menggnakan
pendekatan AVPU
d)
Penurunan
kesadaran merupakan tanda pertama pasien dalam perburukan dan membutuhkan
pertolongan di ICU.
b.
Skunder
1) Darah
a) Trombosit menurun.
b)
HB meningkat
lebih 20 %
c)
HT meningkat
lebih 20 %
d)
Leukosit
menurun pada hari ke 2 dan ke 3
e)
Protein
darah rendah
f)
Ureum PH
bisa meningkat
g)
NA dan CL
rendah
2)
Serology :
HI (hemaglutination inhibition test).
a)
Rontgen
thorax : Efusi pleura.
b)
Uji test
tourniket (+)
G.
CARA PENULARAN
1. Penyakit demam berdarah ditularkan oleh
nyamuk aedes aegypti yang mengandung virus dengue. Ciri-ciri nyamuk aedes
aegypti :
2. Berwarna hitam dan belang-belang (loreng)
putih pada seluruh tubuh
3. Berkembang biak ditempat penampungan air
dan barang-barang yang memungkinkan air tergenang seperti : bak mandi,
tempayan, drum, vas bunga dan ban bekas dll
4. Nyamuk aedes aegipty tidak dapat
berkembang biak diselokan / got atau kolam yang airnya langsung berhubungan
dengan tanah
5. Biasanya menggigit manusia pada pagi hari
dan sore hari
6. Mampu terbang sampai 100 meter
H.
CARA PENCEGAHAN
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk
a.
Menguras
b.
Menutup
c.
Mengubur
tempat yang dimungkinkan berkembangbiaknya nyamuk aedes agypty
2. Fogging atau pengasapan
3. Abatesasi
I.
PATHWAY
TERLAMPIR
(Pice, Sylvia A dan Lortainne M
Wilson.. 1995 )
J.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Peningkatan
suhu tubuh b.d proses infeksi.
2.
Resiko
terjadinya syok hipovolemik b.d perdarahan
yang berlebihan
3.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan b.d intake makanan yang tidak adekuat akibat mual , muntah , sakit menelan dan tidak nafsu makan.
4.
Resiko
kurang volume cairan vaskuler b.d pindahnya cairan dari intra vaskuler ke
ekstra vaskuler.
(Carpenito,
Lynda Juall. 2001 ).
K.
INTERVENSI
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi
Resiko terjadi syok hipofolemik b.d perdarahan
yang berlebihan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d
intake makanan yang tidak adekuat , akibat mual , muntah , sakit menelan dan
tidak nafsu makan
Resiko kurangnya volume cairan b.d pindahnya
cairan dari intra vaskuler ke ekstra vaskuler.
|
Suhu tubuh pasien akan kembali normal setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam , dengan kriteria hasil :
~
Suhu pasien antara 36 – 37 º C
~
Pasien tidak gelisah
Resiko
terjadinya syok hipovolemik berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam , dengan kriteria hasil :
~
Tanda – tanda viotal stabil dalam batas normal
~
Ht dalam batas normal 37 – 43 %
~
Pasien terlihat tidak gelisah
Kebutuhan nutrisi pasien akan terpenuhi setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam , dengan kriteria hasil :
~ Pasien dapat menghabiskan porsi makanan
yang dihidangkan
~
Berat badan pasien stabil
Resiko
kurangnya volume cairan dalam tubuh pasien akan berkurang setela dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam , dengan kriteria hasil :
~
Pasien tidak mengalami kekurangan volume
cairan vaskuler yang ditandai dengan tanda – tanda vital stabil dalam batas
normal produksi urine > 30 cc / jam.
~
Pasien
tidak merasa haus , mukosa mulut tidak kering.
|
1.
Kaji suhu dan tanda-tanda vital setiap jam
2.
Berikan kompres hangat
3.
Anjurkan pasien untuk banyak minum
4.
Lakukan tirah baring
5. Anjurkan pasien memakai pakaian yang
tipis dan menyerap keringat
6. Ganti pakaian dan alat tenun jika basah.
1.
Observasi keadaan umum dan tanda-tnda vital
2. Puasa makan dan minum pada perdarahan saluran
cerna
1. Anjurkan pasien makan dengan porsi kecil
tapi sering.
2.
Kolaborasi dengan dokter dalam melaksanakan program
medik tentang pemberian infus makan , antisida dan antimedik
1.
Anjurkan pasien untuk banyak minum
2. Pantau masukan dan pengeluaran ; catat
berat jenis urine.
3.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian infus.
|
1.
Memantau perubahan suhu tubuh
2.
Menurunkan suhu yang meningkat
3.
Meingkatkan hidrasi
4.
Menurunkan suhu tubuh
1. Memantau kondisi pasien selama masa
perawatan terutama saat terjadi perdarahan untuk memastikan tidak terjadinya
pre syok / syok pada pasien.
2. Puasa membantu mengistirahatkan saluran
pencernaan untuk sementara selama perdarahan berasal dari saluran cerna.
1. Asupan nutrisi pasien sedikit demi
sedikit terpenuhi
2. Mengurangi mual , sakit menelan dan tidak
nafsu makan pasien.
1. Volume
cairan dalam tubuh bertambah
2. Memberikan
perkiraankebutuhan akan cairan pengganti , fungsi ginjal dan keefektifan dari
terapi yang diberikan.
3. Meningkatan
intake cairan tubuh.
|
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku K\efdokteran EGC.
Doenges,
Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGVC.
Pice,
Sylvia A dan Lortainne M Wilson.. 1995. Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi Empat Buku Kedua. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar